Penangnaan Covid
Lonjakan Kasus Covid-19 di Sulut Kian Tinggi, Epidemiolog: Pengawasan Prokes Masih Jadi Prioritas
Tempat umum dan pusat perbelanjaan memang bisa menjadi tempat yang sangat berpotensi untuk terjadinya proses penularan covid-19.
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Peristiwa di Kota Tahuna Ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe menjadi pembelajaran untuk sekian kali, bahwa tempat umum dan pusat perbelanjaan memang bisa menjadi tempat yang sangat berpotensi untuk terjadinya proses penularan covid-19.
Tapi itu sudah terlanjur terjadi, kita tidak bisa lagi melakukan tindakan pencegahan yang biasa-biasa saja, dan tidak perlu lagi mencari siapa yang salah, saat ini yang dibutuhkan ialah siapa berbuat apa.
Demikian dikatakan Pengamat Epidemiologi dari Unima Jonesius Manoppo bahwa melihat penambahan kasus di Sangihe, menurutnya Dinkes Sangihe sudah mengambil tindakan tepat dengan mengumumkan lewat media massa cetak dan radio, pengumuman di keluarahan sampai ke lingkungan bagi yang merasa berbelanja di supermarket itu agar melapor ke Dinkes untuk ditest. Juga melakukan tracing dan testing terhadap keluarga karyawan.
"Satu hari setelah hasil test didapatkan, dinkes telah merapatkan barisan nakes untuk menanggulangi perluasan sebaran, Dinkes provinsi juga telah menurunkan tim bantuan untuk 3T," ujar Manoppo kepada Tribun Manado.
Namun, kata Manoppo, jika memungkinkan sebaiknya juga memanfaatkan posko-posko covid untuk melakukan tracing, kemudian menghimbau masyarakat agar tidak takut dan malah menyembunyikan statusnya sebagai kontak erat
"Tak kalah penting akses keluar pulau juga perlu dipantau, penumpang sebaiknya di test sebelum berangkat," tegas Manoppo.
Disatu sisi, mengantisipasi terjadinya lonjakan yang tidak kita inginkan bersama, memang perlu juga dipersiapkan ruang isolasi yang banyak.
"Stok oksigen yang memadai, ventilator, sistem rujukan terutama dari pulau ke RSUP di manado, dan tentu saja tenaga kesehatan beserta alat pelindung diri yang sesuai," sebutnya.
Selain itu, Respon pemerintah provinsi sudah sangat baik, mereka segera melakukan refocusing anggaran lewat rencana anggaran perubahan yang difokuskan pada tindakan pencegahan atau disebut gubernur sebagai tindakan "sedia payung"
Disini, setelah penambahan 49 pada 23/06, ada pula prnambahan 20 pada 24/06, artinya penularan masih aktif, dan dari test masih ditemukan hasil positif.
"Dengan jumlah seperti ini yang perlu diperkuat ialah pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, saya melihat mulai ada tindakan tegas bagi yang tidak mengenakan masker, dan penalti bagi yang tidak menjaga jarak," terang Manoppo.
Untuk pembatasan jam operasional untuk saat ini belum terlalu dibutuhkan, selama penerapan pembatasan jumlah pengunjung dalam satu ruangan, pengaturan jarak terutama di tempat makan dijalankan dengan baik
Yang menentukan dilakukan pembatasan atau tidak ialah sistem surveilans atau pengamatan terus-menerus, apabila laporannya cepat dan tepat maka kita bisa lebih spesifik menentukan wilayah mana yang harus dibatasi aktivitasnya, dan wilayah mana yang bisa beraktivitas normal
"Kita tidak perlu menyamaratakan untuk membatasi seluruh wilayah, karena itu akan mengiritasi penduduk yang tidak memiliki kasus positif, dan ketika mereka teriritasi maka banyak orang yang menjadi emosional sampai menolak segala bentuk penerapan protokol kesehatan," papar Manoppo.
Menurutnya, hal itu akan mendorong terbukanya celah untuk terjadinya penularan