Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

Kebijakan Soeharto di Masa Lalu Picu Terbentuknya KKB Papua, Peristiwa Tragis Rakyat Papua Pecah

KKB Papua terpicu melawan NKRI dianggap karena kebijakan Soeharto. Amarah KKB Papua kembali setelah merasa dipinggirkan.

Editor: Frandi Piring
Istimewa
Munculnya KKB Papua karena dianggap karena kebijakan Soeharto. Warga Papua merasa terpinggirkan dan putuskan melawan NKRI. 

Soeharto lantas mengatakan kebahagiaan tidak turun dari langit, tetapi harus dicapai dengan bekerja keras, yaitu dengan pembangunan.

Soeharto lantas mengatakan dengan demikian bisa diperbaiki kehidupan rakyat setahap demi setahap.

Ia lantas berjanji membangun kembali Irian Barat.

Janji itu ia lakukan dengan cara ekstrim.

Sama dengan proyek pembangunan lain di era Orde Baru, investor asing didatangkan guna membangun Irian Barat.

Tahun 1973, Soeharto mendirikan tambang Freeport Sulphur dan resmikan berdirinya kota Tembagapura.

“Perusahaan ini adalah pelopor penanaman modal asing di Indonesia; dan lebih istimewa lagi dalam modal yang sangat besar.

Tuan-tuan datang ke Indonesia dalam keadaan kami yang masih sulit pada tahun 1966,” ujarnya.

Soeharto mengabaikan kondisi alam dan kehidupan suku asli di Papua yang terganggu dengan tambang itu.

Tambang yang didirikan di Pegunungan Ertsberg itu merupakan rumah bagi Suku Amungme yang menjaga alam Gunung Grasberg, gunung emas proyek Freeport.

Tak hanya merusak alam dan mengusir suku asli yang diami Gunung Grasberg,

pembangunan di Irian Barat di saat itu juga menghadirkan masalah baru ketika Soeharto memindahkan penduduk dari pulau lain, termasuk Jawa dan Sulawesi, ke Papua.

Antropolog Austria, Christian Warta, Soeharto memikirkan konsep transmigrasi sebagai cara mendatangkan sosok-sosok yang lebih pintar.

Soeharto melihat pendatang membawa modernitas ke daerah-daerah terpencil di Papua.

Rakyat Papua pun dipandang sebagai masyarakat tertinggal yang perlu dijadikan berbudaya dan beradab.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved