Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KPK

JIKA Ketua KPK Firli Bahuri Ikut TWK, ICW Yakin Tak Akan Lolos: Pernah Langgar Kode Etik

Koordinator Indonesia Coruuption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo meyakini Ketua KPK juga tidak akan lolos, andai ikut TWK.

Editor: Ventrico Nonutu
Tribunnews.com
Ketua KPK, Firli Bahuri. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belakangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi sorotan.

Hal ini setelah 75 pegawai KPK tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Tes tersebut dilakukan dalam rangka pengalihan status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca juga: Kapolda Papua Bocorkan Hasil Pertemuan dengan Panglima TNI dan Kapolri: Bahas Penanganan KKB Papua

Baca juga: Kolonel Iwa Menangis Bantah Dirinya Komandan KRI Nanggala, Ungkap Fakta Kebohongan Irjen Anton

Hal itu juga mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.

Koordinator Indonesia Corruption Watch ( ICW ) Adnan Topan Husodo meyakini Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri  juga tidak akan lolos, andai ikut tes wawasan kebangsaan (TWK).

Adnan menilai pimpinan KPK tidak tegas.

Ia menilik dari adanya TWK untuk para pegawai, sehingga 75 pegawai KPK tidak lolos dalam tes tersebut.

"Pimpinan KPK tidak tegas, padahal dalam undang-undang itu, leadership kolektif kolegial pengambil keputusannya."

"Kalau ini yang mau cuma Pak Firli, yang empat menolak, sebenarnya selesai."

"Terus akan diproses mekanisme yang ada, langsung dialihkan sebagai PNS," ujar Adnan saat berbicara di diskusi Polemik Trijaya 'Dramaturgi KPK', Sabtu (8/5/2021).

Seharusnya, kata Adnan, kalaupun ada tes untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN, tes itu diukur dengan capaian-capaian kinerja mereka selama ini.

"Kalau mengukurnya dengan tes yang sekarang, saya yakin Pak Firli tidak akan lolos itu, karena Pak Firli pernah melanggar kode etik di KPK."

"Nah, sekarang malah dia yang menjadi orang yang menentukan bagi mereka yang sebenarnya punya integritas lebih tinggi," tutur Adnan.

Menurutnya, apa yang terjadi di KPK saat ini adalah upaya membuat KPK benar-benar hancur lebur, maka upaya-upaya itu dilakukan, meskipun tidak masuk akal dan banyak pelanggaran.

"Saya menyebutnya tes abal-abal saja, karena kalau kita sebut TWK akan mengurangi spirit tujuan dari TWK sebenarnya," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved