Berita Bitung
HUT ke-4 Pemangku Adat Negeri Manembo-Nembo, Ini Pesan Maurits Mantiri
Selasa (27/4/2021) merupakan hari bahagia, untuk Pemangku Adat Negeri Manembo-Nembo merayakan hari ulang tahun (HUT) ke 4.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Selasa (27/4/2021) merupakan hari bahagia, untuk Pemangku Adat Negeri Manembo-Nembo merayakan hari ulang tahun (HUT) ke 4.
Mengenakkan busana adat minahasa, pemangku negeri adat, panitia pelaksana, pemerintah kelurahan, kecamatan dan pemerintah Kota Bitung melaksanakan ibadah syukut HUT ke 4.
Oleh panitia pelaksana yang diketuai Fransiskus Tiolong dan sekretaris Niki Kondo.
Mengawali kegiatan dengan ziarah ke 13 makam hukum tua dan lurah negeri adat Manembo-Nembo.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Gelombang Kedua di Kotamobagu Capai Angka 80 Persen
Baca juga: Peringatan Dini Besok Kamis (29/04/21), Sejumlah Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem, Info Terbaru BMKG
Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Bengkel Tridjaya Motor Paal 2 Buka Hingga Jam 8 Malam
Lalu ibadah syukur yang dipimpin Pdt Meike Maleke Kawet selaku Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Pniel Manembo-Nembo juga ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah (BPMW) Bitung VII.
Di halaman rumah Keluarga Mantiri Tangkudung di RT 01 lingkungan 4 Kelurahan Manembo-Nembo Kecamatan Matuari, kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Kelurahan Manembo-Nembo, merupakan satu di antara delapan Kelurahan di Kecamatan Manembo-Nembo.

Diwawancarai Tribunmanado.co.id, Amelia Ngantung Lurah Manembo-Nembo menjelaskan wilayah yang dia pimpin saat ini memiliki luas wilayah 310 hektar.
Dengan jumlah jiwa kurang lebih 4.556, 1.634 kepala keluarga. Jumlah laki-laki 2.449, perempuan 2.307, ada ima lingkungan dan 21 RT.
Negeri adat Manembo-Nembo juga memiliki sarana dan prasarana bidang pendidikan, ada empat taman kanak-kanak, tiga SD, SMP dan SMK masing-masing satu.
Baca juga: Jelang Diberlakukannya Larangan Mudik, Terminal Malalayang Sepi, Warga Cari Taksi Gelap
Baca juga: Santini Group Optimistis Bisnis Perhotelan di Manado di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Siang, Sopir SUV Tewas Tertabrak Kereta, Korban Terlempar & Mobil Hantam Warung
Kemudian tempat Ibadah, 12 gereja dan satu mesjid. Ada perusahan ikan, perusahan ekspedisi, ruko perkantoran dan bank.
"Di Manembo-Nembo juga terdapat tempat bersejarah dan tugu, diantaranya batu besar, tugu Jepang, tugu KNPI dan tugu BKSUA," jelas Amelia Ngantung Rabu (28/4/2021).
Lurah Amelia Ngantung membacakan selayang pandang negeri Adat Manembo-Nembo.
Pelantikan anggota Angkatan Muda Negeri Adat Manembo-Nembo Gelombang 21, hingga puncaknya pemasangan dan tiup lilin diatas kue ulang tahun.
Baca juga: Sosok Tri Handoko Kepala BRIN yang Dilantik Jokowi, Hebat Fisika, Lulusan Jepang
Baca juga: Saat Wali Kota Eri Cahyadi Ikut Sapu Jalan di Surabaya Selatan, Evaluasi Jumlah Satgas Kebersihan
Baca juga: Jalani Proses Penyidikan, Vonnie Panambunan Ditahan Selama 20 Hari di Rutan Polda Sulut
Dilakukan sesepuh Negeri Adat Manembo-Nembo Ir Maurits Mantiri MM, Wakil wali kota Bitung Hengky Honandar, perwakilan pemangku adat dan tamu dari kementrian pendidikan dan kebudayaan Iskandar Rivai.
Ir Maurits Mantiri MM selaku sesepuh Negeri Adat Manembo-Nembo mengatakan, banyak orang yang berpendapat tentang budaya dari aspek kesenian, misalnya menari itu budaya.
"Padahal budaya itu definisinya adalah bekerja, tidak bekerja tidak berbudaya," tutur Ir Maurits Mantiri MM.
Sehingga tugas dari pamangku adat Negeri Manembo-Nembo, untuk membuat masyarakatnya bekerja jangan sampai tidak dapat kesempatan bekerja.
Baca juga: Anak Buah Anies Dinyatakan Bersalah Atas Dugaan Pelecehan Seksual, Blessmiyanda Terima 2 Hukuman
Baca juga: Polisi Tutup Mata Munarman saat Ditangkap, Komnas HAM dan Kuasa Hukum Anggap Tindakan Itu Berlebihan
Baca juga: Nasib Bambang Brodjonegoro Kembali ke Awal, Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia Dilantik Jokowi
Ciptakan dan buat dunia kerja, kemudian dari situlah diatur adat dan istiadat.
Menurut Maurits Mantiri, adat dan istiadat merupakan seuatu hal atau kebiasaan, yang telah tersusun turun temurun tidak bisa di geser dengan kebiasaan baru.
Kecuali adat dan istiadat tidak mampu dan topang perkembangan.
"Sumber inspirasi dari kebudayaan adalah gotong royong, terjemahan dari pancasila," jelasnya.
Pada kesempatan itu juga, dia menjelaskan terkait keberadaan program TV Digital. Untuk meningkatkan literasi, seperti orang bule meski dalam posisi rebahan mereka membaca semua bacaan.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Wagub Steven Kandouw: Proyek Strategis Pariwisata Sulut Jalan Terus
Inilah yang harus dilakukan angkatan muda negeri adat Manembo-Nembo, harus membiasakan diri membaca baik koran dan buku. Kalau perlu pinjam buku ke kepala Dinas Perpustakaan Kota Bitung.
Pesannya, dalam susah payah apapun harus tetap tegar dan kuat jangan tergerus dengan nilai-nilai yang bukan kebanggaan.
Sementara itu Hengky Honandar SE Wakil Wali kota Bitung, menilai peringatan seperti ini, selain sarat nilai-nilai ucapan syukur, juga mengandung makna kuatnya persaudaraan, kekeluargaan, gotong royong, serta persatuan.
Dan kesatuan yang telah tercipta di negeri manembo-nembo sejak dahulu.
Baca juga: Aurel Histeris saat Atta Halilintar Copot Sarung, Tak Tahan Lama Pisah Ranjang: Siap Sama Kamu
"Sebagai pemerintah mengapresiasi kepada pengurus pemangku adat negeri Manenbo-nembo, karena di tengah badai covid-19 serta dinamika sosial, pemangku adat negeri manembo-nembo berhasil mengokohkan eksistensi dan perannya untuk menjaga kesatuan wilayah, masyarakat, dan aturan tradisi turun-temurun," kata Hengky Honandar.
Menurut Hengky Honandar, keberadaaan pemangku adat seperti yang ada di Manembo-Nembo seyogyanya diarahkan untuk menjaga cara kerja adat atau tradisi.
Sekaligus membentuk keyakinan masyarakat untuk menjalankan tradisi, serta secara bersamaan menanggapi berbagai persoalan sosial di tengah masyarakat secara gotong royong.
Hengky bilang, perlu dipahami bahwa tradisi negeri adat harus diupayakan untuk tidak bertentangan dengan hukum positif yang berlaku.
Dengan demikian, pelaksanaan tradisi negeri adat yang menjadi warisan leluhur tetap bisa terpelihara, sejalan dengan pengaturan umum yang dilaksanakan pemerintah, khususnya pemerintah daerah.
"Untuk itu, kehadiran pemangku adat haruslah menjadi kearifan lokal yang dapat memperkaya khasanah sosial-budaya, politik dan pemerintahan, khususnya di kota bitung. Sebagai kesatuan masyarakat, ada berbagai permasalahan nyata yang kita hadapi dewasa ini," kata dia.
Sebuah tantangan bagi semua untuk bagaimana tetap menjadikan tradisi sebagai rujukan tertinggi, dalam penyelenggaraan pembinaan kehidupan sosial masyarakat yang dapat menjadi jalan hidup bagi kesejahteraan negeri adat.
Di sinilah, pemangku adat ditun ut untuk mengambil peran strategis, utamanya dalam memberi perhatian pada isu-isu kemorosotan moral dan etika, sehingga masyarakat khususnya generasi muda dapat maju sesuai perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan agama.
Mampu berpikir secara global namun tetap bertindak dengan hadirin yang kami kearifan lokal.
Pemangku adat juga harus semakin peka terhadap berbagai fenomena sosial akibat pesatnya teknologi informasi dan komunikasi.
"Selaku pemerintah, kami mengharapkan agar pemangku adat dapat menjadi pelopor gerakan anti hoax dan uaran kebencian, serta kampanye santun dalam menggunakan sosial media. Terkait dengan kemajuan teknologi, saya pikir ini juga dapat dimanfaatkan secara positif oleh pemangku adat," bebernya.
Pelestarian tradisi juga dapat dilakukan dengan dukungan teknologi.
Pemerintah kota bitung melalui visi bitung kota digital telah meluncurkan program 1000 titik wi-fi yang akan ditempatkan di tiap-tiap rt, sesuai mekanisme yang telah ditentukan.
Dia mengajak kepada masyarakat, untuk manfaatkan dan jaga dengan baik, sehingga program ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi dan sosial yang besar bagi kita.
"Perlu pengembangan pemanfaatan.internet kelurahan yang solutif dalam rangka penyebarluasan informasi serta pelayanan publik. Beberapa aplikasi yang bisa dikembangkan di kelurahan antara lain "palakat online"
Aplikasi laporan juga perlu dikembangkan untuk antisipasi kondisi darurat seperti kecelakaan, kebakaran, ataupun ancaman/gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah negeri adat, termasuk aplikasi bank darah kelurahan," pesannya.
Lanjutnya, dalam konteks transformasi digital di bidang ekonomi, pemerintah mendorong seluruh masyarakat, untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis UMKM agar dapat menghasilkan produk-produk unggulan untuk dipasarkan secara online.
Silakan masyarakat berkolaborasi dengan pemerintah kelurahan untuk berivonasi dan berkreasi dalam pemanfaatan 1.000 titik Wifi yang akan dipasang.(christianwayongkere)
YOUTUBE TRIBUN MANADO