Leo Soputan Meninggal
Kenangan Allen Mandey Tentang Leo Soputan, sang Kapten Generasi Emas Sepakbola Sulut
Kepergian Asisten Pelatih Sulut United, Akira Leonard Soputan menghadirkan duka sangat dalam bagi publik sepakbola Sulut
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepergian Asisten Pelatih Sulut United, Akira Leonard Soputan menghadirkan duka sangat dalam bagi publik sepakbola Sulut.
Dari sekian banyak orang yang merasakan kehilangan, mungkin Allen Mandey salah satu yang paling berat melepas sang stopper.
Sekitar 30 tahun lalu, keduanya pemuda yang sama-sama punya mimpi menjadi pemain sepakbola profesional.
Dua saudara sepupuan ini sama-sama gila bola. Keduanya menempa talenta sepakbola di klub lokal, Panther Bahu. Salah satu klub sepakbola ternama di Manado kala itu.
Baca juga: Sulut United FC: Almarhun Leo Soputan Sosok tegas, Disiplin dan Tanpa Kompromi
Baca juga: Terkait Namanya yang Digadang Masuk Bursa Pilkada Tomohon 2024, Begini Tanggapan SAS
Baca juga: Chord Gitar Lagu Abadikan Cinta - Caffeine, Menerangi Sepanjang Hidup Kita
Allen sedikit lebih tua dari Leo namun keduanya sangat akrab. Bersahabat di dalam dan luar lapangan.
Saking dekatnya, Allen punya nama panggilan khusus bagi Leo, Utu'. "Tidak sangka secepat ini," ujar sang gelandang kepada Tribun Manado, Senin (19/04/2021) siang.
Allen pun mengenang masa-masa keduanya meretas mimpi sebagai pesepakbola di awal 90-an.

Keduanya sama-sama, pemain binaan Panther Bahu yang dilatih ayah Leo, Dantje Soputan.
Mereka sempat terpisah tempat berlatih ketika Allen memutuskan pindah ke PS Unoson binaan sesepuh sepakbola Sulut, EA Mangindaan.
Tahun 1992, mereka dipertemukan di Persma Junior yang ikut kompetisi Suratin Cup 92 di Gorontalo. Kendati lebih muda, Leo didapuk sebagai kapten tim.
Baca juga: Fakta Hidup Soeharto, Presiden Terlama RI, Anak Petani, Jenderal Besar yang Hidup Broken Home
Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 10.20 WIB, Seorang Ibu Pensiunan Guru SMA Meninggal, Korban Mau Beli Alquran
Baca juga: BLT UMKM Senilai Rp 1,2 Juta Diperpanjang hingga 2021 Cek Penerima dengan Login eform.bri.co.id/bpum
Persma Jr juara rayon Sulut tapi tim gagal berangkat ke putaran nasional karena masalah dana.
Namanya karib dan sama-sama berprestasi, keduanya kembali dipertemukan di Persma Manado (tim senior).
Kedua masuk tim yang berkompetisi di Divisi I Wilayah Timur. "Leo paling muda. Ia masuk tim tapi belum pernah dimainkan," kata mantan pemain Timnas Indonesia ini mengenang.
Selanjutnya, Persma lolos ke putaran Nasional di Kudus namun Leo tak diboyong.
Baca juga: Wabup Moktar Parapaga: Diimbau Warga Talaud Tetap Waspada Akan Cuaca Ekstrem
Baca juga: Vaksin Covid-19 di Bolsel Tersisa 10 Vial, Hanya Bisa Akomodir 100 Orang
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Pasokan Listrik Terhenti, PLN Bereaksi Cepat Upayakan Penormalan Secepatnya
Pelatih Opa EA Mangindaan, Dantje Soputan dan Syamsudin Manmalang tak membawa Leo ke Kudus. Pertimbangannya Leo masih terlalu muda.