Berita Tomohon
Tiga Ketua Kecamatan Wajah Baru, Pengamat: Pertanda Bayang-bayang JFE di Golkar Bakal Redup
Partai Golkar Tomohon baru saja melakukan musyawarah kecamatan (Muscam).
Penulis: Hesly Marentek | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Partai Golkar Tomohon baru saja melakukan musyawarah kecamatan (Muscam).
Menariknya dari 4 musyawarah Kecamatan Partai Golkar, tiga di antaranya diisi baru sebagai Ketua.
Tiga muka baru tersebut, menggantikan para mantan Ketua Partai Golkar Kecamatan yang terpilih di saat Jimmy Feidie Eman menjabat Ketua DPD II Golkar Tomohon.
Baca juga: Joune Ganda Lantik Direksi PD Klabat Baru
Baca juga: Pengamat Politik Ferry Liando: Tokoh Nasional Tak Menjamin Popularitasnya di Daerah
Baca juga: Manado Diguyur Hujan Lebat & Angin Kencang, Berikut Bacaan Doa Saat Hujan Lebat
Tomohon Utara Laurens Octavianus Sambouw terpilih menggantikan James Kowaas, lalu Tomohon Barat Helky Rares menggantikan Andrie Tololiu dan di Tomohon Selatan Jois Pontoh menggantikan Billy Parera.
Sedangkan di Tomohon Tengah, Wilhem Gonta menjadi satu-satunya yang masih kembali terpilih menjadi Ketua Kecamatan.
Lantas dengan hasil ini, Pengamat Politik Josef Kairupan menilai ini menjadi tanda bahwa bayang-bayang Jimmy Eman perlahan akan redup.

Baca juga: Fakta Dokter Lecehkan Pasien Wanita, Masukkan Benda Ini ke Organ Intim hingga Rekaman Jadi Bukti
Baca juga: Masih Ingat Bocah Viral Dibuang Ibu Kandung? Nasib Berubah Drastis, Kini Ingin Jadi Polisi
Baca juga: Nasdem Dukung Kadernya Jadi Menteri, PDIP Berpeluang Tambah, PAN Bikin Koalisi Pemerintah Lebih Kuat
"Ini merupakan dampak dari kekalahan di Pilkada. Di mana tak hanya di Pemerintahan, namun saat di Partai juga akan terdapat hal yang sama jika kekuasaan itu lepas.
Dengan terpilihnya tiga ketua kecamatan yang baru, akan membuat bayang-bayang JFE redup," ujarnya.
Untuk itu, sudah selayaknya bagi seorang politisi memiliki kecermatan, dan punya hitungan politik untuk langkah kedepannya.
Baca juga: Hidup di Jepang, Inka Rindu Banyak Hal Tentang Bolaang Mongondow Raya, Yondog hingga Pisang Goroho
Baca juga: Valentino Rossi Menggerutu Start di Urutan 17, ini Masalah Utama Rider Italia Berjuluk The Doctor
Baca juga: Kecelakaan Maut Mobil Xenia Bermuatan 8 Orang, Kades Meninggal Dunia, 7 Rekannya Selamat
Apa yang akan menjadi tujuannya, begitu pula dengan mengkaderkan tandem politik tidak ada salahnya.
"Tetapi perlu dipersiapkan kader secara matang dan benar-benar siap agar kelak memiliki nilai akseptabilitas publik," kata Akademisi Unsrat ini.
Apalagi, lanjut Kairupan jika terbukti tandem politik ini tidak mampu mendongkrak suara bahkan menguasai jabatan publik, jelas-jelas akan memberikan dampak runtuhnya kepercayaan dan harapan bagi kader partai Golkar.
"Hal ini dapat menjelaskan bahwa infiltrasi kekuasaan kepada kader yang merupakan tandem politik terkesan dipaksakan dan masih kalah bersaing secara quality insurance politics," jelasnya.
Baca juga: Sosok Menantu Dian Sastro, Ayahnya Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Punya Kerajaan Bisnis
Baca juga: Aldebaran Bikin Andin Menangis Lalu Diakhiri Pelukan Mesra, Ini Bocoran Ikatan Cinta 18 April 2021
Baca juga: Otto Hasibuan Turun Tangan Mediasi Hotma Sitompul dan Desiree Tarigan: Mereka Bersedia
Begitu pun demikian dalam tanah politik akan menimbulkan gerakan perubahan terhadap status pro status quo, dan hal ini dibuktikan dengan beberapa kader yang terpilih sebagai ketua kecamatan di mana bukan dari kiblatnya JFE.
"Jika semakin dipaksakan maka akan dapat dipastikan semakin meredup nya bayang-bayang JFE. Ditambah lagi saat ini JFE tidak lagi berkuasa menduduki jabatan publik," nilai Kairupan.