Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hikmah Ramadhan

Adil Beribadah di Bulan Ramadhan

Penulis adalah dosen hadis dan ilmu di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado. Juga anggota Komisi Fatwa MUI Sulut.

Facebook Muhammad Tahir Alibe
Dr Muhammad Tahir Alibe, dosen Jurusan Tafsir Hadis IAIN Manado dan Pengurus MUI Sulut 

Oleh: Dr Muhammad Tahir Alibe M.Th.I
Dosen Hadis/Ilmu di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado. Anggota Komisi Fatwa MUI Sulut.

Tulisan artikel sederhana saya sebelumnya tentang Tauhid Sosial.

Sekedar untuk mempertegas kembali bahwa ibadah Individu disebut dalam pembahasan fiqih Ibadah mahdah, sementara Ibadah sosial disebut sebagai ibadah muamalah.

Ibadah Mahdah menekankan hubungan dengan Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa.

Shalat, puasa, zakat, haji, zikir, aqiqah, mengurus Jenazah adalah contoh ibadah individu.

Baca juga: Lebih Baik Mana: Sedekah ke Saudara Kandung, Fakir Miskin, atau Janda Miskin?

Ibadah muamalah menekankan hubungan dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Lalu pada bulan puasa Ramadhan, yang mana lebih ditekankan? Apakah ibadah Individu atau Ibadah sosial?

Bila kita merujuk kepada khutbah Nabi saw menjelang memasuki bulan Ramadhan, maka yang didapati bahwa penekanan pada ibadah sosial lebih ditekankan daripada Ibadah individu.

Porsi ibadah sosial lebih banyak daripada Ibadah Individu.

Tentu saja tulisan ini bukan untuk mendikotomi apalagi menganggap remeh Ibadah Individu atau Ibadah sosial.

Namun kita ingin mendudukkan sesuatu sebagaimana adanya.

Diharapkan umat Islam tidak hanya fokus Ibadah Individu atau Ibadah Sosial misalnya.

Tetapi memberi perhatian kepada keduanya, tanpa menganggap remeh yang lain.

Jika disebutkan poin-poin penting dalam khutbah Nabi saw memang terbagi pada dua bagian yaitu Ibadah Individu dan Ibadah sosial.

Baca juga: Demokrat Jadi Kekayaan Intelektual Pribadi, SBY Dikritik: Kenapa Tak Dirikan Partai Yudhoyono Saja

Pada bagian ibadah Individu, disebutkan oleh Nabi Saw agar melakukan shalat dan sujud, puasa, membaca al-Qur'an, memperbanyak berdoa, Istighfar atas segala dosa-dosa yang memenuhi sudut-sudut langit.

Pada bagian ibadah sosial, Nabi saw menyebutkan agar bersedekah kepada faqir dan miskin di sekitar kita, memuliakan orang yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih mudah.

Juga sambung tali persaudaraan dan jangan memutuskannya, memelihara lidah, menahan pandangan serta pendengaran dari yang haram, mengasihi dan memuliakan anak yatim.

Pun memberi buka puasa kepada mereka yang berpuasa walau hanya sebutir kurma dan seteguk air, memperbaiki akhlak serta menahan akhlak buruknya, meringankan pekerjaan pembantu, menjaga sifat wara'.

Bila diperhatikan dengan baik-baik maka porsi amal ibadah sosial lebih banyak daripada porsi ibadah individu, namun bukan berarti kita merendahkan atau sampai meninggalkan salah satunya.

Ulama menyebutkan bahwa bila ada satu ayat berbicara tentang ibadah individu maka ada seratus ayat yang berbicara tentang ibadah sosial.

Misalnya, Surah al-Mu'minun: 23: 1-9 menyebutkan tentang ciri-ciri orang beriman yaitu khusyu' shalatnya (Individu), menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat (sosial), menjaga amanah dan janjinya (sosial), memelihara salatnya (individu).

Baca juga: Baru Melahirkan, Zaskia Sungkar Dilarikan Irwansyah ke RS, Begini Kondisi Terkini Kakak Shireen

Qs. Ali Imran: 133-135: tentang tanda-tanda orang bertakwa yaitu berinfaq dalam kondisi suka duka (sosial), menahan amarah (sosial), memberi maaf kepada manusia (sosial), jika berbuat dosa atau menzalimi dirinya mereka zikir dan beristighfar atas dosa-dosanya (Individu-Sosial).

Menurut Hadis, orang beriman itu yang memperlihatkan dan menghormati tetangganya (sosial), sopan dalam berbicara (sosial), menghormati tamunya (sosial).

Pertimbangan lain, melakukan ibadah sosial lebih besar pahalanya daripada Ibadah Individu.

Abu Daud, Turmidzi meriwayatkan bahwa, "maukah kamu aku beritahu derajat apa yang lebih utama daripada salat, puasa, dan sadaqah? Tanya Nabi.

Tentu Ya Rasulullah, jawab Sahabat. Yaitu engkau mendamaikan dua pihak yang bertengkar.

Ibn Hibban menyebutkan, "Berpikir satu saat adalah lebih baik daripada bangun salat satu malam.

Ketika Nabi Saw, ditanya amal apa yang paling baik, beliau menjawab, salat pada waktunya (Individu), berbuat baik kepada kedua orang tua (sosial), dan Jihad di jalan Allah.

Oleh karena itu, mari menyambut dan mengisi bulan Ramadhan dengan Ibadah individu dan sosial.

Puasa bukan hanya menahan makan-minum, hubungan seks pada siang hari, namun puasa juga berarti menahan pandangan, pendengaran, lisan, pikiran, hati kita dari yang haram. (*)

Artikel lain Hikmah Ramadhan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved