Prakiraan Cuaca
Peringatan Dini BMKG: Bolaang Mongondow Raya Waspada Cuaca Esktrem
prakiraan cuaca ekstrem itu berdasarkan amatan adanya bibit Siklon Tropis 94W terpantau di Samudera Pasifik utara Papua yang bergerak ke barat laut.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait prakiraan cuaca besok, Rabu 14 April 2021.
Cuaca ekstrem berupa hujan lebat dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi melanda sebagian wilayah Sulawesi Utara khususnya Bolaang Mongondow Raya (BMR).
BMR terdiri satu kota dan empat kabupaten:
1. Kota Kotamobagu
2. Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong )
3. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ( Bolsel )
4. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ( Boltim )
5. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ( Bolmut )
Kabar itu disampaikan melalui rilis tertulis dari Prakirawan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Wilhelmus Luky K SSi, Selasa 13 April 2021.
Dikutip dari laman BMKG, prakiraan cuaca ekstrem itu berdasarkan pengamatan adanya bibit Siklon Tropis 94W terpantau di Samudera Pasifik utara Papua yang bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
Kecepatan angin maksimum mencapai 20 kt dan tekanan minimum 1007 mb.
Sistem ini secara tidak langsung membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari Maluku bagian barat hingga Papua bagian utara.
Sirkulasi siklonik terpantau di perairan Barat Aceh yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Aceh bagian selatan hingga bagian utara serta membentuk daerah konfluensi dari Kalimantan Barat bagian barat hingga Aceh.
Sirkulasi siklonik lainnya terpantau di Samudera Hindia barat daya Bengkulu.
Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang dari perairan barat Sumatera Barat hingga Jambi bagian tengah, dari Kalimantan Tengah bagian Utara hingga pesisir timur Kalimantan Utara.
Juga memanjang perairan dari Sulawesi Selatan bagian selatan hingga Sulawesi Tengah dan dari Papua bagian barat hingga Papua Nugini bagian barat.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sistem bibit siklon tropis, di sekitar wilayah sirkulasi dan di sepanjang daerah konvergensi serta konfluensi tersebut.