Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Kisah Mantan Polisi yang Pernah Jadi Teroris, Terkencing Hingga BAB saat Ditangkap Densus 88

Sofyan sempat bertugas di Polres Depok setelah lulus sekolah Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Lido, Jawa Barat tahun 1998 silam.

Editor: Rhendi Umar
Istimewa
Kisah Mantan Polisi yang Pernah Jadi Teroris, Terkencing Hingga BAB saat Ditangkap Densus 88 

Setelah lolos dari pengepungan Densus 88 dan Brimob Polda Aceh, saya pulang ke Jakarta kembali, mengambil beberapa pucuk senjata lagi yang saya simpan, kamp militer yang saya pimpin di Samalanga Bireuen tercium aparat polres Bireuen.

Sebelumnya, Ikhwah yang lolos dari Jalin Jantho Aceh Besar meluncur ke kamp militer yang saya pimpin, sebagai bentuk amniyyah, hape dan alat komunikasi lainnya saya lucuti, disiplin jejak digital agar musuh tidak mudah mendeteksi keberadaan kamp militer yang berikutnya.

Tetapi apa lacur, masih ada saja yang tidak di siplin menggunakan HP dengan kordinat gudang senjata dan peluru yang saya simpan.

Saya cuma bisa manyun, suasana tegang, beberapa Ikhwan tertangkap di Jantoi.

Saya memprediksi, cepat atau lambat densus 88, Team anti bandit polres Bireuen dan Brimob Polda Aceh pasti akan mengendus posisi saya.

Ada 30 Ikhwah di hutan Samalanga saat itu, dengan persenjataan 10 pucuk campuran yang terdiri dari AK 47 4 pucuk dan 2 M16 dan beberapa senpi pendek.

Saat itu tanggal 22-25 Februari 2010, densus 88 meluncur ke Aceh, karena banyak nya DPO Bom Marriott dan Ritz-Carlton lari ke kamp Aceh untuk bergabung.

Rencananya kami akan membuat teror lanjutan setelah tewasnya Noerdin M Top, kali ini Dulmatin lah yang memimpin Amaliat kami.

Mata2 kami melaporkan ada beberapa orang mencurigakan memasuki kamp.

Saya bergegas merapikan barang-barang lainnya.

Adapun beberapa barang yang tidak mungkin di angkut kita tinggal di antaranya 20 ribu amunisi.

Beberapa pucuk AK 56 dan M16 kami timbun sementara.

Kami bergeser ke Lhokseumawe Aceh Utara, di Aceh Utara kami kembali ke Kamp ke 3 di daerah Payak Bakong.

Ternyata dugaan saya benar, satu kompi Brimob menyisir Samalanga, dan puluhan ribu amunisi, beberapa pucuk AK dan M16 ikut di temukan.

Sejak saat itu nama saya masuk daftar DPO Mabes Polri, saya bergeser ke Aceh Timur setelah beberapa satuan Mabes Polri menuju Lhokseumawe.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved