Terkini Nasional
Kisah Mantan Polisi yang Pernah Jadi Teroris, Terkencing Hingga BAB saat Ditangkap Densus 88
Sofyan sempat bertugas di Polres Depok setelah lulus sekolah Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Lido, Jawa Barat tahun 1998 silam.
HP kita betul-betul jadi bumerang.
Saya matikan HP mmbuat saya tidak bisa kordinasi dengan anak buah.
Menghidupkan HP membuat keberadaan kami di ketahui aparat keamanan.
Saya harus mencari senjata-senjata kembali di Jakarta, saya begitu marah atas kecerobohan beberapa anak-anak Aceh yang menyimpan senjata sehingga berhasil di temukan aparat.
Tanggal 1 Maret 2010 saya berhasil sampai di Jakarta, tempat yang pertama kali saya kunjungi adalah Depok, tetapi bukan pulang melainkan ke rumah rekan saya di daerah Depok timur.
3 hari di Depok saya bergeser ke arah Cileungsi Bogor.
Beberapa jaringan anak buah saya sulit dihubungi, mereka mulai menyelamatkan diri, sementara terdengar bentrokan senjata di Langkebue Aceh Besar di media Massa, menewaskan 3 densus dan Brimob Aceh dan puluhan luka2.
Tepatnya tanggal 6 Maret 2010 saya tertangkap densus 88 di Pangkalan 9 jalan raya Narogong, Cileungsi Bogor.
Padahal hari itu mereka baru saja menguburkan rekannya Briptu Boas yang gugur bertempur dengan rekan2 saya di Aceh.
Bayangkan betapa marahnya mereka saat itu, lalu setelah itu mereka berhasil menangkap saya.
Nyawa saya selamat karena saat itu sedang bersama istri dan anak2 yg masih kecil-kecil.
Padahal densus 88 menargetkan saya mati, karena untuk membalas dendam atas kematian rekan2 mereka di Aceh.
Bersambung ke bag. 2," tulisnya.

Bagian 2
Pada bagian 2, Sofyan Tsauri menjelaskan secara detil bagaimana dia ditangkap Densus 88.