Berita Bitung
Polemik Lahan Stadion Duasudara, Mantan Bupati Minahasa Selatan Simpan Bukti Surat 1987
Menurut RML, hal yang janggal mengapa pada tahun 2020 terjadi pembayaran lagi oleh Pemkot Bitung dari APBD Kota Bitung sebesar Rp 5 miliar.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: maximus conterius
Bujuk Keluarga Jual Murah
Luntungan bercerita, saat menjabat Camat Bitung Tengah, di antara tahun 1986 hingga1988 ditugaskan untuk mencari lahan untuk membangun fasilitas olahraga sebagai persyaratan untuk menjadikan Bitung kota administratif menjadi kotamadya.
RML lalu membujuk keluarga pemilik lahan, di antaranya masih merupakan kerabat dan keluarganya waktu itu.
Sebagai saksi sejarah, RML juga ingat benar ketika mengantar pemilik lahan ke kantor wali kota dan pergi mengambil uang pembayaran lahan di bagian keuangan, yang dilakukan dengan cara dicicil oleh Pemkot Bitung sampai lunas.
"Kami sebagai pelaku sejarah, mewakili keluarga ahli waris tidak menuntut kerugian uang, tapi soal nama baik, harga diri,” kata dia.
“Karena keluarga ahli waris merasa malu, ketika bercerita ke anak cucu bahhwa stadion itu dari tanah mereka yang dijual murah ke pemerintah untuk berpatisipasi menjadikan Bitung dari Kota Administratif menjadi Kotamadya. Hingga nantinya ternyata anak cucu atau orang bilang itu tidak butul, ternyata pemkot ada beli lahan stadion kepada orang lain," jelasnya.
Terkait hal ini, Kepala Bagian Hukum Setda Kota Bitung Meiva Woran belum juga memberi klarifikasi yang sudah beberapa kali dia janjikan kepada wartawan. (*)
Baca juga: Sikapi Insiden Bom di Makassar, Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri hingga Jamin Keamanan Beribadah
Baca juga: Pengantin Bom di Makassar Berjumlah Dua Orang, Terafiliasi Aksi Teror di Filipina
Baca juga: Pengamat Terorisme UI: Perakit Bom Bunuh Diri Makassar Terlatih, Diduga Terkait Kelompok Lama
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/inspektur-daerah-provinsi-sulut-meike-onibala-ke-duasudara.jpg)