BSG
Jelang RUPS, Konstelasi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Bank Sulut Gorontalo Memanas
Jika tak ada aral, akan digelar pada 18 Maret 2021. Bertempat di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Jumadi Mappanganro
Alasannya, dua jabatan ini harusnya ditempatkan ke orang yang berbeda karena harus konsentrasi di bidangnya masing-masing.
Menurutnya, pada masa pandemi Covid 19, semua pejabat diminta konsentrasi penuh dengan tupoksinya karena situasi dan kondisi sedang tidak normal.
Maka dibutuhkan pikiran, energi dan waktu lebih.
“Untuk mendapat hasil kinerja yang maksimal setiap pejabat wajib fokus dengan tanggung jawab beban kerja, fokus tidak boleh terbelah jadi 2 atau 3," kata dia.
Sektor ekonomi dihantam pandemi Covid 19, termasuk BSG kena getahnya, maka Dewan Direksi dan Komisaris pun punya tugas berat memulihkan kinerja BSG.
Begitu pun posisi sekprov harus berkonsentrasi menangani Pandemi Covid-19.
Adapun, Silangen jadi Komut BSG bukan isuisapan jempol belaka. Sumber tribunmanado.co.id, kabar itu sudah jadi rahasia umum di kalangan pejabat Pemprov Sulut.
"Pak Sekprov jadi komisaris BSG,'' ujar sumber tribunmanado.co.id
Salah satu isu jelang RUPS yakni perombakan struktur Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Gubernur pun membenarkan perombakan tersebut
"Pasti ada perombakan, tergantung kinerja," ujarnya.
Gubernur Olly pun hanya senyum-seyum saja ketika ditanyakan, soal perombakan direksi dan komisaris, ia enggan membeberkan.
Para perekrutan komisaris sebelumnya, Gubernur Olly mengambil seorang birokrat yang akan masuk masa pensiun untuk menjadi Komisaris Utama BSG
Perekrutan dimaksud yakni ketika Sanny Parengkuan, jelang pensiun menjabat Asisten II kemudian diajukan Gubernur Olly menjadi Komisaris Utama.
Gubernur Olly pun punya kebiasaan menempatkan bekas birokrat di struktur BSG.
Semisal Pesiunan Birokrat lainnya yang ada di BSG, selain Sanny Parengkuan, ada lagi Noldi Liow (Mantan Kepala BPBD) dan Adrianus Nixon Watung (Mantan Inspektur)