Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu

Parpol Menjelma Menjadi Mesin Kekuasaan

Kenapa di Indonesia parpol seperti mengalami kemunduran? Jawabannya, karena mentalitas elit parpol.

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Rizali Posumah
ISTIMEWA
Amas Mahmud. 

Oleh : Amas Mahmud, Pegiat Literasi

INSTITUSI partai politik (parpol) yang sangat diandalkan. Kini pengaruhnya untuk membela rakyat tereduksi.

Sejatinya, dari 88% mengalami progress ke 95%. Atau seterusnya lebih maju.

Kenapa di Indonesia parpol seperti mengalami kemunduran? Jawabannya, karena mentalitas elit parpol.

Mereka enggan menciptakan ruang-ruang dialog yang demokratis. Padahal betapa tumpah-ruahnya potensi kader. Para politisi yang tumbuh, terdidik dari organisasi kampus. Akademisi, pemikir-pemikir hebat ada di sana.

Parpol harusnya menjadi tempat yang nyaman bagi akal sehat. Bukan sebaliknya.

Parpol membuka dirinya menjadi ruang publik. Secara sekilas kita membaca itu, ada dan bercokol. Tapi, lebih kedalam ruang dialog seperti disumbat.

Semua serba sentralistik dan menggunakan pendekatan hierarkis struktural.

Tidak ada lagi debat-debat mencerahkan, ketika elit parpol sudah memberi perintah.

Sekalipun perintah itu melumpuhkan nasib rakyat.

Tidak berpihak pada rakyat kecil, tugas mereka para kader-kader hebat parpol hanyalah menjalankannya. Kalau mau berbuat lebih dan berinovasi, tetap tidak bisa melewati frame. Sedikit nakal, bermain tafsir bisa saja dilakukan. Namun, semua terkanalisasi.

Bagai burung dalam sangkar. Para kader-kader parpol yang unggul hanya bisa teriak. Tidak mampu berbuat lebih. Apalagi menerobos kekuatan elit parpol.

Move politik yang dibuat hanya sesaat saja. Setelahnya mereka berkompromi. Jika bersekukuh dengan sikap melawan membela hal-hal baik, pasti ditendang. Para elit parpol paling punya kuasa di sini.

Meski sedih kita harus membicarakan ini secara jujur. Karena ini pelajaran, juga realitas yang akan dikenang nanti generasi-generasi mendatang.

Bahwa parpol di Indonesia saat ini seperti penjara. Bagi mereka yang berfikir waras, belum mampu berbuat banyak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved