Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sangkakala

Terompet Sangkakala Tertua di Dunia Berusia 17.000 Tahun Kembali Ditiup, Suaranya Bikin Merinding

Alat tiup ini disebut sangkakala karena bernama sangka dan ditiup secara berkala atau bunyian berkala.

Editor: Aldi Ponge
Gilles Tosello
Foto Sangkakala yang ditemukan di gua Marsoulas, Prancis, di lokasi gua tersebut. Setelah 17.000 tahun hening dan beberapa dekade terlupakan di sudut sebuah museum di Prancis, sebuah kerang besar yang dimodifikasi oleh leluhur prasejarah orang Eropa menjadi sebuah terompet, kembali ditiup sehingga sekarang kembali terdengar suaranya 

(FOTO: Sangkakala gua Marsoulas. Setelah 17.000 tahun hening dan beberapa dekade terlupakan di sudut sebuah museum di Prancis, sebuah kerang besar yang dimodifikasi oleh leluhur prasejarah orang Eropa menjadi sebuah terompet, kembali ditiup sehingga sekarang kembali terdengar suaranya. (AFP Photo)

Penelitian menggunakan teknologi modern menemukan, bukan saja benda itu pernah dimodifikasi manusia, namun bila ditiup, sangkakala itu masih bisa menghasilkan nada.

Bukan hanya satu nada, tapi tiga nada!

Sangkakala itu dalam rangka penelitian ditiup oleh seorang musisi ahli, dan mengeluarkan nada yang dekat dengan nada C, C kres, dan D.

Saat ditiup, sangkakala itu suaranya mencapai 100 desibel pada jarak satu meter.

Lumayan keras juga suaranya.

Suara ini adalah sambungan, sambungan langsung ke masyarakat jaman Magdalenia,” tutur Carole Fritz, peneliti utama kerang tersebut yang juga peneliti senior di Pusat Penelitian Saintifik Nasional Prancis.

Carole Fritz menekankan, “Ini sungguh penting karena anda memiliki laut di sebuah gua,” sambil menjelaskan bahwa kerang itu berasal dari Samudera Atlantik, 200km jaraknya dari gua itu.

Alat musik yang lebih tua dari ini memang ada namun alat ini adalah sangkakala tertua di dunia dan mewakili pentingnya lautan bagi orang-orang Magdalenia.

Alat musik yang diyakini lebih tua adalah flute yang dibuat dari tulang burung besar entah angsa atau elang.

Menurut hasil penelitian yang terbit di jurnal Science Advances, pelacakan radio-carbon gua asal sangkakala itu dihuni sekitar 18.000 tahun lalu.

Peneliti di Gua Marsoulas. Setelah 17.000 tahun hening dan beberapa dekade terlupakan di sudut sebuah museum di Prancis, sebuah kerang besar yang dimodifikasi oleh leluhur prasejarah orang Eropa menjadi sebuah terompet, kembali ditiup sehingga sekarang kembali terdengar suaranya

(FOTO: Peneliti di Gua Marsoulas. Setelah 17.000 tahun hening dan beberapa dekade terlupakan di sudut sebuah museum di Prancis, sebuah kerang besar yang dimodifikasi oleh leluhur prasejarah orang Eropa menjadi sebuah terompet, kembali ditiup sehingga sekarang kembali terdengar suaranya/Gilles Tosello)

Sepengetahuan kami, sangkakala asal Gua Marsoulas ini unik dalam konteks prasejarah, tidak hanya di Prancis namun juga pada lingkup Eropa Paleolitik dan mungkin lingkup dunia,” kata penelitian tersebut.

Saat kerang itu ditemukan tahun 1931, peneliti berasumsi ujung kerangnya patah tidak sengaja, sehingga meninggalkan lubang bukaan dengan diameter 3.5cm, tutur Gilles Tosello, rekan peneliti Carole Fritz dari Universitas Toulouse.

Namun ujung kerang itu adalah bagian terkeras dan “hampir mustahil” untuk pecah secara alami, tutur Gilles.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved