Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sriwijaya Air Jatuh

Hasil Investigasi Sriwijaya Air Jatuh, Ada Awan Cumulonimbus, Pesawat 1 Jalur, Tak Meledak di Udara

Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dan hilang kontak, empat menit kemudian.

Editor: Aldi Ponge
via CNBC
Potret Pesawat Sriwijaya Air. Rekaman percakapan Pilot Sriwijaya AIr SJ 182 dan Pengatur Lalu Lintas Udara sebelum pesawat jatuh. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak meledak di udara.

Demikian hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diungkap dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dan hilang kontak, empat menit kemudian.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).

(FOTO: Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019)/Tribunnews.com/ Rizal Bomantama)

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri atas 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan hasil investigasi jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak bahwa pesawat tidak meledak di udara terlihat dari sebaran puing-puing dan turbin pesawat yang ditemukan masih menyala. 

"Temuan pada turbin pesawat menunjukkan konsistensi bahwa mesin masih dalam keadaan hidup sebelum pesawat membentur air,

ini diindikasikan bahwa turbin-turbinnya rontok semua itu tandakan ketika alami impact pada air, mesin itu masih berputar," kata dia.

Kemudian sebaran puing yang konsisten. "Beberapa bagian pesawat telah ditemukan berupa beberapa instrumen pesawat dari ruang kemudi, beberapa bagian dari roda pendarat utama, bagian dari sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, dan bagian dari ekor," kata Soerjanto.

Jadi, kata Soerjanto,  pesawat pecah di atas udara itu tidak benar. "Pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," ujarnya.

Komisi V DPR RI menggelar rapat dengan Menteri Perhubungan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Basarnas, dan tim DVI Polri terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC.

Dalam rapat tersebut, KNKT membantah pesawat Sriwijaya Air pecah di udara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved