Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

AIPI

Steven Kandouw Beber 4 Refleksi Politik AIPI, Sentil Politisi Harus Punya 3 Jantung

Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Manado menghelat Ibadah Pra-Natal sekaligus refleksi politik AIPI di Aula Mapalus, Kantor Gubernur

Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Ryo Noor
Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Manado menghelat Ibadah Pra-Natal sekaligus refleksi politik AIPI di Aula Mapalus 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Manado menghelat Ibadah Pra-Natal sekaligus refleksi politik AIPI di Aula Mapalus, Kantor Gubernur, Jumat (18/12/2020)

Steven Kandouw, Ketua AIPI Cabang Manado menyampaikan rasa bangga atas peran keluarga besar AIPI  setelah melalui Pilkada serentak. Lebih luar biasa lagi, AIPI ada yang jadi peserta dan penyelenggara. 

"Saya bangga, senang sekali karena integritas kita pertahankan. Saya nggak kontak teman - teman penyelenggara. Hanya kebetulan ketemu saat lari pagi, say hai, lalu bubar," kata Wakil Gubernur Sulut ini

Hal ini menggambarkan  keberadaan institusi mengimpmelentaskan subtansi politik. 

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat di Pelabuhan Konvensional dan Ferry

Baca juga: Natal dan Tahun Baru Sebentar Lagi Tiba, Masyarakat Diimbau Bersilaturahmi Secara Daring

Baca juga: Aniaya Korban Menggunakan Botol Bir dan Pisau, Pria Asal Warembungan Ditangkap

Steven di kesempatan itu membeber Refleksi Natal dan politik AIPI. Ada 4 Hal

"Di luar keberhasilan ada banyak hal patut jadi pelajaran, dan pertimbangan ke depan agar tidak boleh terjadi," ujarnya

Pertama, masalah anggaran. Provinsi Sulut masuk kriteria fiskal menengah, namun harus ongkosi Pilkada sekitar Rp 300 Miliar, lalu datang lagi Covid sehingga harus refocusing Rp 250 Miliar, total Rp 550 Miliar

Padahal belanja modal hanya Rp 1,5 triliun

"Tindak dipakai belanja modal, tapi untuk biayai Pilkada dan penanganan Covid," ungkapnya.

Baca juga: 9 Nakes Puskesmas Kotabunan Terpapar Covid-19, Warga Sekitar Beraktivitas Biasa

Bagi daerah yang tidak mampu anggarannya maka dibiayai pemerintah pusat.

Semisal daerah Boltim, Bolsel,  Minsel Tomohon, Minut dan Bitung masuk kategori daerha fiskal rendah. PAD-nya tidak sampai 5-10 persen dari APBD.  Hal ini Sangat memberatkan.

Beda dengan misalnya Kota Surabaya boleh biayai sendiri. 

"Kita di Sulut  tahun persis harus berakrobat membiayai," katanya.

AIPI mendorong agar bisa dibahas Komisi II DPR RI, demokrasi mahal membentuk peradaban, namun kebijakannya dibikin kluster daerah yang mampu dan yang tidak mampu.

Baca juga: Dua Petugas Capil di Minut Positif Covid-19

Kedua, tidak ada jalan lain rekruimmen politik dari Parpol dan Pilkada.

Steven menyorot mekanisme belum maksimal menyaring kandidat memenuhi syarat untuk dijadikan alternatif sebagai pimpinan politik dan kepala daerah.

"Harus disaring lagi, ditampilkan ke masyarakat betul orang mampu berkualitas, patut, rekam jejak. Jangan hanya lihat aspek tertentu saja. Hemat saya perlu ada mekanisme supaya ada saringan ekstra, tercipta sesuai subtansi politik," kata Mantan Ketua DPRD Sulut ini.

Ketiga, Steven mengurai pada Pilkada ini ada  fenomena luar biasa, tidak bisa hindari, dan ini harus dilawan dengan regulasi. 

"Pertarungan tak hanya di darat, sekarang di udara. Bukannya membentuk batu bata sendi kehidupan, tapi malah merusak peradaban dengan fitnah dan hoaks," ujarnya.

Baca juga: Dua Petugas Capil di Minut Positif Covid-19

Di media sosial, orang membuat akun palsu. 

Ia pun merasakan diserang berbagai isu, sampai Ingan ketawa. 

"Tapi pesan Pak Gubernur, kalau suka jadi politisi, harus punya jantung 3," ungkap Alumni Universitas Indonesia ini.

Sebenarnya regulasinya, ada tapi tetap saja tak bisa membendung, dan ini berbahaya. 

"Sudah dibilang jangan narasi perpecahan, kebencian, politik identitas, tap tetap saja dilakukan orang tidak bertanggung jawab. Ke depan sama - sama kita hadapi," ujarnya. 

Baca juga: 25 Aparatur Sipil Negara Bolsel Duduki Kursi Jabat Pjs Sangadi 

Keempat, refleksi AIPI menyangkut jangka waktu proses Pilkada yang dinilai terlalu

Kondisi ini menyita waktu, tenag, dan biaya di tengah masyarakat,  apalagi tensi politik tinggi, banyak masyarakat yang terkotak-kotak

" Ke depan (Pilkada) dibikin singkat padat," ujarnya.

Katanya kalau terlalu pendek  menguntungkan incumbent. Menurut Steven itulah yang namanya advanteges (keuntungan)

Sebelum jadi incumbent sebelumnya bukan incumbent, jadi incumbent pun tidak selamanya.

Di akhir kata Steven menyampaikan pesan refleksi Natal agar bisa bersikap down to earth

Baca juga: Tambang Ratatotok Kembali Menelan Korban Jiwa, Kabid Humas Polda Ajak Pihak Terkait Awasi Bersama

"Kita jaga kerendahan hati. Manusia tidak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan pertolongan membutuhkan pertolongan manusia yang lain," ujar Suami dr Kartika Devi Tanos ini.

Steven kemudian menutup dengan pantun

"Bawa susu kental ke Tompaso baru, selamat Natal dan Tahun baru," kata dia. 

Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Umum AIPI, Alfitra Salam lewat video conference. Hadir juga para pentolan AIPI, dan para mahasisway. (ryo)

Baca juga: Sosok Canti Tachril Resmi Dinikahi Adipati Dolken,Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ini Profilnya

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved