Kopra di Sulut
Harga Kopra di Sulut Diprediksi Bakal Terus Naik, Permintaan Ekspor Kopra Meningkat
Harga kopra naik jadi topik hangat politik. Dalam debat paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut misalnya, kopra diangkat sebagai isu hangat.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Harga Kopra terus berkibar di tengah Pandemi Covid 19.
Harga kopra diprediksi masih akan bertahan di kisaran angka Rp 11.000 per kilogram.
"Kopra dibeli oleh pabrikan sampai Rp. 11.000 per kilogram," ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen diwakili Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Ronny Erungan, Kamis (19/11/2020).
Ia mengatakan, ada indikasi harga kopra akan terus naik, buntut permintaan ekspor tinggi untuk komoditas ini.
"Harga kopra hari ini dibeli sampai Rp 11.400 per kg. Hari senin dibeli masih pada harga Rp 11.000, ada indikasi akan terus naik. Permintaan ekspor meningkat," jelasnya.
Baca juga: Ramalan Keuangan Besok Jumat 20 November 2020, Gemini Pengeluaran Meningkat, Aquarius Hindari Risiko
Erungan menyampaikan beberapanfaktor harga kopra naik.
Di antara beragam faktor, rupanya alam ikut memengaruhi. Disebabkan Topan Goni 2 minggu lalu di Philipina dan juga masih adanya pandemi covid-19.
Kemudian, faktor khusus beberapa produk yang harus menggunakan bahan baku kelapa, tidak dapat menggunakan minyak nabati lain. Ada pula aksi cari untung pedagang.
Topik Hangat
Harga kopra naik jadi topik hangat politik. Dalam debat paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut misalnya, kopra diangkat sebagai isu hangat.
Olly cagub petahana menyentil soal harga kopra. "Harga kopra naik Rp 10.100, saya baru jual," kata Olly.
Harga kopra sebelumnya berada di sekitar Rp 9.500.
Olly bahkan bersaman istrinya Rita Maya Tamuntuan ikut menjual kopta ke PT Multi Nabati Sulawesi, Bitung, sekitar dua pekan lalu.
Layaknya petani menjual hasil perkebunan mereka, Olly dan Rita pun membawa pulang hasil menjual kopra 3.251 kilogram senilai Rp 34.948.250
Baca juga: Doni Monardo Beri Peringatan Kepada Pemimpin di Daerah: Salus Populi Suprema Lex
Harga kopra krtika dijual melonjak tajam dari per kg Rp 9.000 - an menjadi Rp 10.750 sesuai harga jual di pabrk
Olly jualan kopra sudah kesekian kalinya, 8 Juni 2020, ia didampingi istri mengemudikan sendiri truk berisi kopra ke PT Multi Nabati Sulawesi (MNS) Bitung.
Belum lama ini, Gubernur Olly menjual 4.120 kg kopra miliknya dengan harga Rp.7.150/kg ke sebuah perusahaan pengolahan kopra di Kota Bitung.
Tak lama berselang, 30 Juni 2020, giliran Rio Dondokambey putra sulungnya mendatangi langsung pabrik dan menjual kopra sebanyak 1.131 kg seharga Rp.7.350/kg.
"Khusus Kopra, sangat berhubungan dengan hajat hidup karena 80 persen warga Sulut sebagai petani kelapa," kata Olly
Kopra Putih
Sempat jatuh di awal tahun, kini perlahan harga komoditas andalan petani kelapa Sulut ini terkerek naik
Kepala Dinas Perkebunan Daerah (Disbunda) Sulut mengatakan, harga saat ini memang sedang bagus, namun di waktu tertentu bisa turun, untuk mengantisipasi gejolak harga kopra.
Refly mengatakan satu caranya, petani diimbau mulai beralih meningkatkan kualitas kopra.
Saat ini yang banyak dikembangkan petani biasa kopra yang diproduksi dengan cara diasapi (fufu).
Padahal, ada jenis kopra yang lebih berkualitas dengan nilai ekonomis lebih tinggi yakni kopra putih
"Kopra putih punya nilai ekonomis tinggi, simpan lama. Dengan Kadar air tertentu bisa tahan 1 tahun di gudang standar," ungkapnya
Kopra putih sekarang ini paling murah Rp 13.000 , bisa sampai Rp15.000 tergantung kualitas.
Pengolahan kopra ini menggunakan sinar ultra violet atau dijemur langasung.
Baca juga: Fitur Baru Mirip Instagram Story Diluncurkan Twitter, Cuitan Singkat Hilang setelah 24 Jam
"Sekarang sudah ada teknologi oven yang bisa mengontrol suhu. Sekitar 8 jam sudah bisa hasilkan kopra putih," ucapnya
Sebab itu Disbunda Sulut audah memikirkan menfasilitasi terbentuknya Korporasi Petani Pengelola Kopra Putih.
Bantuan peralatan dan fasilitas dari pemerintah, petani bisa mulai beralih memproduksi kopra putih.
Harga kopra putih itu melonjak karena permintaan India yang hampir tidak terbatas.
"Di India dengan penduduk terbesar ketiga di dunia, per orang itu menggunakan 0,5 liter minyak nabati untuk ritual keagamaan. Kelapa dunia tidak cukup oenuhi itu, sementara menggunakan minyak zaitun mahal," katanya.
Peluang ini dimanfaafkan petani dengan memproduksi kopra putih
"Pusat pemprov kasih stimulus keroyokan produksi kopra putih. Alat pengolah, pascapanen kita siapkan Oven skala 5 Ton bisa produksi waktu 5-8 jam," ujarnya.
Namun, akanndibentuk korporasi gabungan dari asosiasi dan kelompok petani
"Kita ingin meningkatkan daya saing produk kelapa dengan kopra putih. Jangan hanya kopra biasa," kata dia. (ryo)