Gerakan Nasional Non Tunai
Pengguna QRIS di Sulut Naik 41,5 Persen, per September 2020 Capai 36.357 Merchant
Kampanye Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dikampanyekan Bank Indonesia (BI) menunjukkan tren positif
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kampanye Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dikampanyekan Bank Indonesia (BI) menunjukkan tren positif.
Hal ini tercermin dari angka pengguna QR Code Indonesia Standart (QRIS) yang terus bertambah.
Hingga 30 September 2020, total pengguna QRIS di Sulut mencapai 36.357 merchant.
"Dibanding akhir tahun 2019, pengguna QRIS naik 371 persen," kata Kepala Divisi Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan BI Sulut, Haratua Panggabean kepada Tribun Manado, Rabu (14/10/2020).
Baca juga: KPU Minut Jamin Pilkada Bebas Covid-19, 4.284 Petugas TPS Bakal Dilakukan Rapid Test
Baca juga: Covid-19 Menyebabkan Perempuan Punya Beban Lebih di Rumah, Positifnya Bisa Kembangkan Skill
Baca juga: Tetty Paruntu Sapa Warga Kota Manado dengan Gowes
Sementara, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi kenaikan 41,5 persen. Per Juni 2020, total pengguna QRIS di Bumi Nyiur Melambai sebanyak 25.690 merchant.
Penggunaan QRIS terbanyak di Manado, Bitung, Minut, Tomohon dan Minahasa.
Rinciannya, Manado sebanyak 19.983 merchant, Bitung 3.653 merchant dan Minut, 3.274 merchant.
Sedangkan pengguna QRIS di Tomohon dan Minahasa, masing-masing 2.976 dan 2.072 merchant.
Baca juga: Mutasi di Tubuh Polri, Kapolres Bolmut Jabat Direktur Tahanan dan Babuk Polda Sulut
Baca juga: Ibu Ini Putar Haluan Mendukung Maurits-Hengky, Ini Ceritanya
"Sedangkan Kotamobagu, jumlah pengguna QRIS 1.440 merchant," kata dia.
Di sisi lain, sosialisasi manfaat QRIS perlu ditingkatkan di sejumlah kabupaten kota yang tingkat penggunaannya relatif rendah.
Beberapa daerah yang tingkat penggunaan QRIS-nya rendah yakni tiga kabupaten di Nusa Utara, Bolmong, Mitra, Boltim, Bolmut dan Bolsel.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, QRIS memberi banyak manfaat. Selain efisiensi dan efektivitas sistem pembayaran, QRIS lebih aman.
Baca juga: BBM Jenis Premium Sering Ditimbun, Disperindagkop Sidak SPBU Soguo
"Transaksi nontunai lebih aman di tengah pandemi Covid-19," kata Arbonas.
QRIS wajib digunakan seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
Baik PJSP perbankan maupun berbasis server seperti OVO, GoPay dan lain-lain.
Katanya, QRIS menjadikan transaksi pembayaran aman, lancar dan efisien. Ia memberi contoh, pembayaran nontunai sehingga tak butuh uang kembalian.
Baca juga: Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo Ajak Pendukung Tak Menanggapi Hujatan dan Fitnah di Sosmed
Selain itu, transaksi lebih lancar karena tak terkendala penyediaan uang kartal.
QRIS menjamin ketepatan nilai pembayaran sekaligus meminimalisir terjadi risiko mark-up.
"Kan biasanya harga tidak bulat, karena pertimbangan uang kembaliannya tak ada, maka dibulatkan saja, pembeli yang dirugikan," katanya.
Baca juga: Kasus OTG Pasien Positif Covid-19 di Bolmut Mendominasi, Mokoginta: Harus Diwaspadai
Lalu, QRIS memberi kemudahan baik kepada penjual dan pembeli. Dimana, hanya perlu menggunakan satu QR Code untuk semua jenis sistem pembayaran.
"Penjual tak perlu memajang lima QR code berbeda misalnya. Cukup QRIS saja, satu untuk semua," katanya.
Begitu juga, secara tidak langsung QRIS membantu meminimalisir risiko penyebaran uang palsu.
"Tidak perlu pusing bawa uang tunai dan tidak perlu khawatir uang hilang karena nontunai," katanya.
Baca juga: Disperindagkop Latih Pelaku UMKM di Bolsel
Pengguna QRIS di Sulut
(per September 2020)
Manado 19.983
Bitung 3.653
Minut 3.274
Tomohon 2.976
Minahasa 2.072
Kotamobagu 1.440
Minsel 823
Bolmong 479
Mitra 457
Sangihe 454
Bolmut 221
Boltim 172
Sitaro 129
Bolsel 120
Talaud 104
Total 36.357
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: