G30S PKI
Cerita DN Aidit Dieksekusi Mati, Petinggi PKI yang Ngaku Pancasilais dan Tanggung Jawab Aksi G30S
DN Aidit sebagai pemimpin PKI membuat partai tersebut menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
Aidit terus bersembunyi di rumah teman-temannya.
Ia akhirnya tertangkap dan dibawa ke Boyolali pada 22 November.
Saat diproses verbal, Aidit mengaku bertanggung jawab.
"Saya adalah satu-satunya orang yang memikul tanggung jawab paling besar dalam peristiwa G30S yang gagal dan yang didukung oleh anggota-anggota PKI yang lain,
dan organisasi massa di bawah PKI," kata Aidit dalam surat pemeriksaan yang ditandatanganinya.
Ia kemudian dibawa oleh kolonel Jasir Hadibroto ke markas Batalion Infanteri 444. Jasir hendak menghabisi Aidit.
"Ada sumur?" tanyanya.
Di tepi sebuah sumur tua, Aidit dipersilakan mengucapkan pesan terakhir.
Namun Aidit malah berpidato berapi-api yang membuat Jasir kesal.
"Aidit berteriak kepada saya, daripada saya ditangkap, lebih baik kalian bunuh saja.
Saya sih, sebagai prajurit yang patuh dan penurut, langsung memenuhi permintaannya.
Karena dia minta ditembak, ya saya kasih tembakan," kata Jasir dalam wawancara dengan Suara Pembaruan pada September 1998.
Ditembaknya Aidit membuat ia tak sempat diadili.
Peristiwa G30S semakin kabur dan tak pernah benar-benar terungkap hingga saat ini. (Kompas.com)
• Tak Banyak yang Tahu, DN Aidit Bukan Apa-apa, Ternyata Dua Sosok Ini Jadi Dalang PKI di Indonesia
DN Aidit Mengaku Pancasilais
Berawal dari pernyataan salah satu putri mendiang Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang berbicara soal ideologi PKI yang kini menjadi polemik.
Di mana, Sukmawati mengaku mendapatkan informasi tersebut dari tokoh PNI yang telah wafat.
Pernyataan Sukmawati itu disoroti oleh pimpinan MPR RI, Hidayat Nur Wahid.
Nama petinggi PKI, DB Aidit bahkan disoroti.
Hidayat Nur Wahid menyebutkan mendiang DN Aidit pernah mengaku sebagai sosok Pancasilais Indonesia.
Selama ini diketahui, ideologi komunis bertentangan dengan Pancasila, terutama sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa.
“Memang, satu tahun sebelum adanya pemberontakan PKI, Aidit kan bilang `Aku Pancasilais`.
Setelah itu dia memberontak, terhadap negara RI, yang dasar negaranya adalah Pancasila.
Dan kalau ideologi Pancasila itu, mestinya yang diperjuangkan adalah ideologi Pancasila," jelas Hidayat Nur Wahid seperti dilansir dalam artikel berita rmol.id, Kamis 1 Oktober 2020.
"Nah, PKI itu apa cocok dengan sila pertama? Ketuhanan yang Maha Esa, pastinya tidak cocok dan bertentangan,” tambahnya
Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, bila melihat dasar negara Pancasila, nama-nama seperti Muso, Alimin, Aidit, dan Nyoto tidak ada dalam daftar pembuat naskah Pancasila di dalam tim 9.
“Tokoh-tokoh besar PKI enggak ada tuh, Tan Malaka juga enggak ada di situ,” bebernya.
Atas hal tersebut, Hidayat pun meragukan pernyataan dari Sukmawati terkait ideologi PKI.
Apalagi, informasi yang ada pada Sukmawati adalah data dari seorang tokoh PNI yang telah meninggal dunia.
Dan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Bu Sukma kan nyebutnya itu informasi dari seorang tokoh PNI, yang sudah meninggal.
Kalau dari sisi kajian ilmiah kan enggak bisa jadi rujukan. Yang ilmiah itu yang disampaikan Pak Fadli Zon.
Saya mendukung apa yang dikatakan Fadli Zon, karena begitulah faktanya,” jelas Hidayat.
Lanjutnya menegaskan, jangan sampai pernyataan Sukmawati mengotori kesucian dari Pancasila itu sendiri.
• Sosok Sjam Kamaruzaman, Petinggi PKI yang Dikenal Sombong, Cs DN Aidit yang Dieksekusi Mati Soeharto
Tautan: