G30S PKI
Cerita DN Aidit Dieksekusi Mati, Petinggi PKI yang Ngaku Pancasilais dan Tanggung Jawab Aksi G30S
DN Aidit sebagai pemimpin PKI membuat partai tersebut menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan,
"Nurul Islam", yang berorientasi kepada Muhammadiyah.
Keluarga Aidit berasal-usul dari Maninjau, Agam, Sumatra Barat.
Di Jakarta DN Aidit mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.
DN Aidit masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool").
Dia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda
(yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia).
Dalam aktivitas politiknya itu juga DN Aidit berkenalan dengan orang-orang
yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia.
Seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mohammad Yamin.
Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan
dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta.
Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politik.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern).
Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham Marhaenisme Sukarno