Rodrigo Duterte
Dulu Mendekat ke China, Kini Presiden Duterte Kritik Keras Kelakuan Tiongkok di Sidang Umum PBB
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte untuk pertama kalinya kritik China soal Laut China Selatan dalam pidato
Sebagai tanggapan, aktivis dan kelompok hak asasi manusia, Karapatan, mengecam pidato Duterte sebagai "sikap", menambahkan bahwa presiden berusaha menjelekkan pembela hak asasi manusia dan "merongrong seruan mereka untuk akuntabilitas."
Penyebab Duterte Tiba-tiba Jauhi China dan Berbalik ke Amerika, Gara-gara Sikap Xi Jinping
Sebelumnya diberitakan, Penyebab Presiden Filipina Rodrigo Duterte tiba-tiba menjauh dari China.
Filipina kemudian berbalik ke Amerika Serikat.
Filipina mendadak berubah haluan politik menyikapi konflik Laut China Selatan.
Jika selama ini Duterte dianggap memihak China, meski teritorialnya diinvasi China, mendadak Filipina berubah haluan.
Filipina balik ke sekutu lamanya, Amerika Serikat dengan mempertahankan The Visiting Forces Agreement (VFA) atau perjanjian kunjungan pasukan dengan AS yang mulai berlaku 1999.
Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1988 tersebut , memberikan akses bagi pesawat dan kapal militer AS masuk gratis ke Filipina dan melonggarkan pembatasan visa bagi personel militer AS.
Sebelumnya, pada Februari 2020, Pemerintah Filipina telah memberikan pemberitahuan selama 180 hari kepada AS untuk mengakhiri kesepakatan tersebut.
Akhirnya Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr blak-blakan mengungkap alasan Duterte berubah haluan dan kembali ke sekutu lamanya Amerikan.
Dalam wawancara dengan pembawa acara ANC Karen Davila, Senin, Locsin mengatakan keputusan Presiden Rodrigo Duterte awal bulan ini untuk mempertahankan The Visiting Forces Agreement (VFA) dengan Amerika Serikat dimotivasi oleh keinginannya untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan.
Locsin membenarkan bahwa pembicaraan mengenai eksplorasi minyak dan gas bersama dengan China telah terhenti.
Melansir south china morning post, Locsin juga mengakui China telah "mempersenjatai" Scarborough Shoal, yang merupakan wilayah China.
Locsin juga mengatakan kapal induk angkatan laut AS memiliki "hak internasional" untuk memasuki Laut China Selatan.
Ternyata Duterte telah menyampaikan langsung ke Presiden China Xi Jinping soal keluhan aksi kapal-kapal China masuk Zona Ekonomi Eksklusif Filipina, tapi tanggapan Xi Jinping "sangat dingin".