TRIBUN TRAVEL
Jejak Imam Bonjol di Pineleng dan Kesetiaan Sang Pengawal Apolos Minggu Hingga Nikahi Gadis Minahasa
Ia juga dikenal dengan nama Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin. Nama lainnya, Tuanku Nan Renceh dari Kamang. Makamnya di Minahasa jadi saksi sejarah.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
4. Kesetiaan Apolos Minggu Kawal Imam Bonjol Hingga Nikahi Gadis Minahasa
Area Makam Imam Bonjol di Minasaha, Sulawesi Utara, Sabtu (8/8/2020)
Tuanku Imam Bonjol diasingkan ke Minahasa, Sulawesi Utara, pada 1839.
Tepatnya di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.
Tentara Belanda hanya mengizinkan satu pengawal yang boleh mendampingi Imam Bonjol selama diasingkan di Minahasa.
Orang itu adalah Apolos Minggu. Ia berdarah Ambon.
Lebih 20 tahun Imam Bonjol diasingkan di Minahasa, selama itu pula Apolos Minggu setia mendampingi tuannya.
Setelah Imam Bonjol yang juga dikenal dengan gelar Tuanku Nan Renceh dari Kamang meninggal pada 1854, Apolos kemudian menikah dengan seorang gadis Minahasa.
Namanya Katrience Parengkuan. Ia kemudian memilih jadi muallaf.
Lalu terjadilah penyebaran agama Islam di Minahasa.
Keturunan Apolos Minggu dan Katrience Parengkuan inilah yang banyak menyebar di Minahasa.
Beberapa keturunannya bermukim di dekat Makam Imam Bonjol.
Abduh dan adik-adiknya yang menjaga Makam Imam Bonjol mengaku generasi keempat dari Apolos Minggu.
Abduh mengklaim pernah menyimpan dokumen yang berisi silsilah Apolos Minggu hingga generasi keempat.
Namun kini ia tak tahu dimana catatan silsilah tersebut.
Keberadaan Imam Bonjol dan Apolos Minggu yang bisa diterima baik di daerah itu adalah bukti nyata bahwa orang Minahasa punya sikap toleransi dan persaudaraan yang tinggi.