TRIBUN TRAVEL
Jejak Imam Bonjol di Pineleng dan Kesetiaan Sang Pengawal Apolos Minggu Hingga Nikahi Gadis Minahasa
Ia juga dikenal dengan nama Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin. Nama lainnya, Tuanku Nan Renceh dari Kamang. Makamnya di Minahasa jadi saksi sejarah.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
1. 20 Tahun di Minahasa Hingga Dimakamkan di Pineleng
Makam Imam Bonjol di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, saat diabadikan Sabtu (8/8/2020)
Imam Bonjol meninggal 6 November 1854 setelah belasan tahun diasingkan tentara Belanda di Minahasa.
Selama diasingkan, ia bekerja sebagai petani dan beternak.
Ia kemudian dimakamkan di Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Lokasi makamnya berjarak sekira 20 km dari Bandara Internasional Sam Ratulangi atau sekira 11 km dari Mega Mall Manado.
Makamnya berada di atas lahan seluas 75 meter x 20 meter.
Di atas makamnya terlindungi bangunan yang atapnya dibuat mirip atap rumah adat Minang (Rumah Gadang).
Bangunannya didominasi warna putih dan hijau. Berukuran 15 meter x 7 meter.
Lahan makamnya dikelilingi banyak pohon yang rimbun. berada di makam ini, terasa sejuk walau siang hari.
Itulah yang kami rasakan saat ziarah, Sabtu (8/8/2020) lalu,
Salah satu dinding bangunan makam tersebut terdapat lukisan besar.
Bergambar wajah Imam Bonjol berjubah dan bersorban putih. Ia menaiki kuda putih sembari tangannya mengacungkan pedang.
Di sisi kiri dinding yang membatasi lahan makam Imam Bonjol terdapat juga beberapa makam tua.
“Mereka adalah para turunan pengawal Tuanku Imam Bonjol,” tutur Abduh Muttalib Popa (63), penjaga Makam Imam Bonjol.