Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

China Ancam Beri Sanksi ke AS Setelah Donald Trump Mencabut Perlakuan Istimewa ke Hong Kong

Namun, pihak Kementerian Luar Negeri China tidak memberikan perincian tentang sanksi yang akan diberikan kepada AS

Editor: Finneke Wolajan
Reuters
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping 

Batasan juga akan diterapkan untuk penelitian akademik dan sains. Sehingga, menangguhkan kerja sama antara Survei Geologi AS, bagian dari Departemen Dalam Negeri, dengan Institut Antariksa dan Ilmu Informasi Bumi Universitas China.

Program pertukaran Fulbright, sehubungan dengan China dan Hong Kong, juga akan dihentikan.

Trump mengatakan hukum memberinya "alat baru yang kuat untuk meminta pertanggungjawaban individu dan entitas yang terlibat dalam penghilangan kebebasan Hong Kong".

UU Otonomi Hong Kong tersebut mensyaratkan “sanksi wajib” terhadap setiap orang asing karena “berkontribusi secara material” terhadap pelanggaran komitmen China terhadap Hong Kong berdasarkan Deklarasi Bersama China-Inggris dan UU Dasar, konstitusi mini kota itu.

Deklarasi bersama tersebut menetapkan syarat-syarat untuk penyerahan Hong Kong dari pemerintahan Inggris ke China pada 1997 dan menetapkan bahwa Hong Kong akan menikmati "otonomi tingkat tinggi" hingga setidaknya 2047.

Trump "Hajar" Joe Biden Usai Tandatangani UU Otonomi Hong Kong

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Selasa (14/7/2020) "menghajar" Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat, usai menandatangani UU Otonomi Hong Kong untuk memberikan sanksi kepada pejabat China.

Kepada awak media di Rose Garden, Trump menjelekkan Biden dengan menyatakan jika lawannya menang, maka dia akan "meniadakan kelompok pingiran, tahanan, hingga mengorbankan orang lain untuk mengurangi emisi karbon".

Dia menyindir selama ini belum pernah ada kandidat yang menawarkan ide kampanye berbeda.

Mantan wakil presiden AS Joe Biden.
Mantan wakil presiden AS Joe Biden. ((AFP / SCOTT OLSON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA via Kompas.com))

"Sejauh yang saya lihat semuanya masih menawarkan hal yang sama," ujar dia dikutip New York Post Selasa (14/7/2020).

Trump menyatakan dirinya sebagai pembela "hukum dan ketertiban".

Sedangkan ia menyebut, "Biden lebih banyak mengungkapkan pujian jilatan tentang China dalam kesehariannya, dibandingkan tentang Amerika pada 4 Juli (Hari Kemerdekaan AS)."

Trump juga mengecam Biden yang menunjuk Alexandria Ocasio-Cortez untuk menjadi panasihat panel tentang perubahan iklim.

Pada Selasa (14/7/2020), Biden mengumumkan tentang program lingkungan miliknya yang akan berfokus untuk mengurangi emisi karbon.

"Biarkan dia (Biden) mendefinisikan kata karbon, karena dia tidak akan bisa," sesumbar presiden 74 tahun tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved