Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tetty Sehan

Golkar-PAN Usung Tetty-Sehan

Indah pada waktunya. Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dipastikan maju sebagai calon gubernur Sulawesi Utara pada pesta demokrasi 9 Desember

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Foto pasangan Tetty Paruntu-Sehan Landjar 

Pemilu 2020 di Amerika Serikat, Donald Trump sepertinya akan berhadapan dengan lawan berat. Trump akan ditantang Joe Biden, mantan Wapresnya Barack Obama. Jika terpilih Joe akan berusia 77 tahun. Selain itu, ada juga Robert Gabriel Mugabe Presiden Zimbabwe yang berusia 94 tahun. Dari uraian ini tentu memberikan peluang bagi Prabowo apalagi saat itu lawan bebuyutannya Jokowi tidak lagi akan berkompetisi. 

Pengamat politik Sulut DR Alfons Kimbal
Pengamat politik Sulut DR Alfons Kimbal (Tribun Manado)

Alfons Kimbal
Pengamat Politik Sulut

CEP Punya Elektabilitas Tinggi

Kontestasi politik jelang Pilkada Sulut sangat ketat. Apalagi dikeluarkannya surat keputusan (SK) dari Partai Golkar yang mengusung Christiany Eugenia Paruntu (CEP) maju dalam kontestasi pilkada. Dari segi popularitas dan elektabilitas kader Golkar itu ada pada Ibu Tetty, sapaan CEP. Terlepas dari itu, selama ini yang konsisten membangun komunikasi politik Ibu Tetty sendiri.

CEP memiliki komunikasi yang baik dengan DPP dan koordinasi di daerah dalam membangun Golkar di Sulut. Di sini Ibu Tetty mampu menjadi pemimpin politik.

Ibu Tetty dicalonkan juga tentu ada dasar. Sudah pasti ada survei-survei yang telah dilakukan oleh DPP Golkar dan daerah, sehingga mengusung Ibu Tetty maju dalam Pilkada Sulut.

Yang menarik adalah manuver Gerindra yang melakukan koalisi dengan PDIP. Mengapa Gerindra enggan berkoalisi dengan Golkar dan memilih PDIP, sebenarnya di sini bisa dilihat mana yang lebih menguntungkan.

Kalau di lihat di sini tentu yang lebih menguntungkan adalah dengan PDIP, karena PDIP dalam hal ini Pak Olly Dondokambey merupakan pemimpin politik yang berpengaruh dan punya kekuatan dan kemampuan luar biasa. Beliau mampu memperkuat PDIP di Sulut, dengan program dan lobi pembangunan megaproyek di Sulut.

Jadi di sini pada konteks untung rugi dari Gerindra sendiri, dengan berkoalisi dengan PDIP dalam menghadapi kontestasi pilkada tentu lebih menguntungkan bersama PDIP.

Selain itu, tentu ada kepentingan dari Gerindra dalam politik ke depan. Di satu sisi kemampuan komunikasi politik dari Pak Olly sampai level pusat sangat baik sehingga menerima dukungan dari Gerindra untuk berkoalisi.

Di sini, saya melihat ada komunikasi politik yang baik dari Gerindra dan PDIP. Ini tentu menciptakan peluang dan kerja sama dalam menghadapi pilkada nanti. (dru/tribun news/angmjr)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved