Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Tuai Protes Karena Dukung Donald Trump Kerahkan Militer, Editor Opini Harian New York Times Mundur

Dikarenakan sebuah opini yang diterbitkan New York Times memicu kecaman publik dan membuat Editor opini harian tersebut mengundurkan diri.

Editor: Glendi Manengal
wikipedia.org
New York Times. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dikarenakan sebuah opini yang diterbitkan New York Times memicu kecaman publik dan membuat Editor opini harian tersebut mengundurkan diri.

Ulasan dari politisi Republik itu berisi dukungan bagi Presiden Donald Trump, yang mengancam bakal mengerahkan militer untuk meredam kerusuhan dalam demo George Floyd.

Menurut Ahli Kasus Covid-19 Baru Beberapa Hari ini Naik Turun Karena Penularan Saat Lebaran

Ingatkan Warga Patuhi Protokol Kesehatan, Doni Monardo: 3 Bulan Kerja Keras Jangan Sampai Sia-sia

Tolak Berhubungan Dimalam Pertama, Pria Ini Tak Sadar Mempelai yang Dinikahi Ternyata Laki-laki

Protes dari staf dan publik 

Awalnya, New York Times mempertahankan penerbitan artikel itu, sebelum akhirnya memberikan pengakuan opini itu 'tak memenuhi standar' mereka.

Perubahan posisi itu terjadi setelah editorial yang diterbitkan Rabu pekan lalu (3/6/2020) menuai protes baik dari staf maupun publik.

Bahkan, sejumlah jurnalis The Times memutuskan untuk tidak masuk kerja keesokan harinya (4/6/2020) sebagai bentuk protes.

Bennet, yang menjadi editor opini sejak 2016, mengakui dia sama sekali tidak membaca tulisan dari Cotton sebelum diterbitkan.

Dilansir BBC Senin (8/6/2020), politisi Republik itu menulis perlunya menggunakan 'kekuatan hebat' untuk menghalau massa yang disebutnya 'perusuh'.

Publikasi itu muncul di tengah gerakan yang dilakukan ratusan ribu orang di seluruh AS, memprotes rasialisme dan kebrutalan polisi.

Aksi itu muncul setelah George Floyd, seorang pria Afro-Amerika tewas karena lehernya ditindih polisi kulit putih di Minneapolis, 25 Mei lalu.

Lebih dari 800 pegawai harian menandatangani petisi, berisi kecaman atas artikel yang mereka anggap misinformasi.

"Sebagai perempuan kulit hitam, sebagai jurnalis, saya malu kami sampai mengeluarkan ini," kata Nikole Hannah-Jones, penerima Penghargaan Pulitzer, di Twitter.

Mundur

Dalam sebuah catatan kepada staf Minggu (7/6/2020), AG Sulzberger selaku bos The Times mengatakan, terdapat gangguan signifikan sejak publikasi itu muncul.

"Meski bukan yang pertama kami alami dalam beberapa tahun terakhir," tulisnya.

Sulzberger menyebut Bennet mundur setelah setuju 'perlunya tim baru untuk memimpin departemen'.

Meski begitu, surat tersebut sama sekali tidak menyebutkan mengenai ulasan yang dibuat Cotton, senator yang mengabdi pada konstituen Arkansas.

Sudut pandang berbeda

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved