Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Soekarno

Soekarno Lahir 6 Juni di Surabaya, Polemik Tanggal Lahir hingga Upaya Orde Baru Kaburkan Sejarahnya

Bayi pria bernama Kusno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Editor: Aldi Ponge
Kolase Tribun
Rumah tempat kelahiran Soekarno 

Apalagi, pengetahuan bahwa Soekarno lahir di Blitar juga masuk ke ranah pendidikan formal.

"Referensi itu meliputi buku-buku yang diterbitkan di ranah pendidikan formal hingga poster yang dijual bebas," kata Salim Said, dikutip dari Harian Kompas yang terbit 7 Juni 2015.

"Sangat sulit saat itu meluruskan, apalagi meneliti Soekarno. Selain karena sikap represif Orba, kita juga harus izin pemerintah," ujarnya.

Hingga saat ini belum diketahui alasan penyebutan Blitar sebagai kota kelahiran Soekarno.

Surabaya sendiri dikenal sebagai salah satu "dapur revolusi kemerdekaan", karena pernah menjadi pusat pemikiran dan pergerakan kebangsaan sebelum Indonesia merdeka.

Soekarno pun sempat "berguru" kepada tokoh pergerakan nasional yang sering dianggap bapak bangsa, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, di rumah kos legendarisnya, di kawasan Paneleh, Surabaya.

Selain Soekarno, penghuni kos di rumah Tjokroaminoto antara lain tokoh Partai Komunis Indonesia, Musso, Semaoen, dan Darsono; juga tokoh Negara Islam Indonesia SM Kartosoewirjo.

Selain itu, ada kemungkinan Orde Baru berusaha menjauhkan Soekarno dari kota sebagai pusat politik.

Hal ini pun terlihat dari keputusan untuk memakamkan Soekarno di Blitar, dan bukan di Bogor seperti kemauan Soekarno.

Menurut Peter Kasenda, pemerintahan Orde Baru ingin menghilangkan pengaruh politik Bung Karno pasca dia meninggal.

Sebab, jika dimakamkan di Bogor yang berdekatan dengan Jakarta, akses untuk ziarah dan mencari pengetahuan tentang Bung Karno lebih mudah, yang berpotensi membangun kekuatan politik.

Hal inilah yang dihindari pemerintahan Orde Baru. "Ini juga pembelokan sejarah. Sebenarnya pemerintah Orde Baru bertujuan menjauhkan Bung Karno dari kekuasaan di Jakarta," ujarnya.

Masa Kecil Sering Sakit-sakitan

Saat Kecil Soekarno sering sakit-sakitan sampai menginjak usia belasan dan dengan alasan itu, orang tuanya mengganti nama jadi Soekarno (Sukarno).

Nama Sukarno diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna dan ditambahi awalan 'Su' yang berarti baik.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved