Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu Tribun Manado

Merosotnya Pariwisata di Bali dan Beberapa Pertimbangannya

Terdapat pelajaran penting bagi sektor pariwisata dengan adanya virus ini. Salah satunya merangsang pihak pengelola objek wisata untuk kreatif.

ISTIMEWA
Luh Putu Dina Satriani 

Oleh:
Luh Putu Dina Satriani
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja-Bali

SEIRING dengan berjalannya waktu, tidak terasa Bali menjadi sepi. Apakah kalian tahu apa penyebabnya? Apalagi kalau bukan karena Covid-19 yang sudah memasuki wilayah Pulau Dewata.

Kehadiran virus ini membuat sebagian warga resah dan panik, terutama ketika mendengarkan informasi jumlah pasien postif corona bertambah. Hal ini menyebabkan penjagaan di wilayah Bali semakin diperketat dan segala aktivitas masyarakat dihentikan jika masih ada virus ini.

Bukan hanya itu, kedatangan virus ini membuat pariwisata di Bali menurun drastis sehingga orang yang berkerja di pariwisata harus dirumahkan. Sebagaimana yang kita ketahui, di Bali sektor pariwisata menjadi penghasilan terbesar bagi pemerintah.

Dengan kedatangan virus ini, pariwisata seakan-akan mati seperti “Bumi tak berpenghuni”. Objek-objek wisata ditutup oleh pemerintah, hotel pun sepi pelanggan sehingga terpaksa ditutup, pedagang di sekitar objek wisata tidak dapat berjualan, dan lain sebagainya. Melihat kenyataan ini, pengembangan pariwisata Bali saat ini sangat terancam karena segala persiapan tidak terencananya secara komprehensif.

Salah satu langkah yang diambil oleh beberapa perusahaan swasta yaitu pemberlakuan PHK sementara, sehingga masyarakat yang mengandalkan penghasilan melalui sektor pariwisata merasakan dampaknya. Seorang pekerja di sektor pariwisata sempat melontarkan keluhan, “Gara-gara Covid-19 jadi nggak punya duit. Sekarang buat beli sesuatu masih mikir, mau makan apa kalau pariwisata tidak ada?”

Sektor Pariwisata dan Otomotif Cepat Pulih: Pasca Pandemi Covid-19

Memang sulit kita bayangkan, banyak orang mengeluhkan penghasilan, terutama mereka yang bekerja di pariwisata tiba-tiba di-PHK. Padahal kehidupan masyarakat Bali lebih banyak ditopang bidang pariwisata. Apalagi jika musim libur tiba, biasanya objek wisata di Bali selalu ramai dikunjungi wisatawan baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Pada kesempatan itulah masyarakat bali yang bekerja di pariwisata mendapatkan penghasilan yang maksimal. Tapi apa daya ketika covid-19 melanda maka pariwasata jadi down seketika.

Kebijakan yang telah dikeluarkan pemeritah pusat maupun daerah patut diacungi jempol. Salah satunya memberlakukan program stay at home. Hal tersebut di satu sisi memberikan waktu luang bagi pekerja di sektor pariwisata untuk beristirahat sejenak. Selain itu, ada beberapa wilayah di Bali yang juga memperketat keamanan dengan menyemprotkan desinfektan bagi penduduk luar yang masuk ke wilayah tersebut.

Yuval Noah Harari dalam salah satu artikelnya yang berjudul “The World After Coronavirus” mengungkapkan bahwa cara kita menangani pandemi Covid-19 ini akan menunjukkan watak dasar kita sebagai manusia, pemerintah, dan bangsa. Oleh karena itu, meskipun berbagai dampak negatif yang dirasakan, utamanya pada sektor pariwisata, ada baiknya kita tetap berpikir positif dan melakukan hal-hal positif untuk mengurangi kecemasan global sehingga dapat mempercepat penyelesaian permasalahan akibat Covid-19.

Era Digital, Tantangan Industri Pariwisata Setelah Pamdemi Corona

Sebenarnya terdapat pelajaran penting bagi sektor pariwisata dengan adanya virus ini. Salah satunya merangsang pihak pengelola objek wisata untuk kreatif dan mengadakan perubahan yang signifkan pada objek wisata, sehingga nantinya aktivitas wisata dapat kembali seperti sedia kala.

Ingat ya, kita stay di rumah saja dulu, jangan galau. Saat Covid-19 hilang, kalian yang LDR (long distance relationship) akan bisa bertemu dan berlibur menikmati alam. Penduduk luar Bali juga dapat mengagendakan untuk berlibur ke Bali. Menikmati pesona alam Bali yang tentunya menarik dan membuat ingin berdiam lama di Pulau Dewata ini. (*)

Motor Listrik Bertandatangan Jokowi Terjual Rp2,55 Miliar

Erick Perintahkan Pegawai BUMN Berkantor 25 Mei

Garuda Rumahkan 800 Karyawan Kontrak: Berlaku 3 Bulan Mulai 14 Mei

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved