Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Dampak Covid-19: Mahasiswa AS Tuntut Uang Kuliah Dikembalikan

Kini para siswa itu merasa dirugikan karena harus kuliah secara online dan minta pertanggung-jawaban perguruan tinggi tempat mereka belajar.

net/globalcert.gr
Ilustrasi belajar online 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti kuliah online membuat banyak mahasiswa menuntut universitas untuk mengembalikan sebagian uang kuliahnya.

Pandemi virus corona telah mengakibatkan banyak universitas dan perguruan tinggi sepi, karena para siswa harus tinggal di rumah dan berusaha melanjutkan pelajaran secara online.

Tapi dengan semakin panjangnya penutupan kegiatan sekolah yang formal, banyak mahasiswa mengeluh karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar ongkos kuliah dengan menggunakan layanan video, seperti Zoom.

Para siswa itu telah mengeluarkan banyak uang, yang sebagian besar merupakan utang, untuk menyelesakan kuliah, dan membawa pulang gelar kesarjanaan dalam bidang yang mereka minati.

Kini para siswa itu merasa dirugikan karena harus kuliah secara online dan minta pertanggung-jawaban perguruan tinggi tempat mereka belajar.

“Kami harus membayar ekstra untuk mendapat layanan video tentang bahan-bahan kuliah yang tidak bisa diakses dengan komputer,” kata Dhrumil Shah, yang sedang menyelesaikan kuliah dalam bidang kesehatan masyarakat di Universitas George Washington, dalam warta Voice of America, Minggu (17/05/2020).

Mahasiswa Sulut Diperantauan Dapat Bantuan Rp 500 Ribu, Inisiasi Panitia Paskah Nasional

Siswa yang berusia 24 tahun itu membayar ongkos kuliahnya selama dua tahun dengan uang pinjaman dari bank.

Menurutnya, kuliahnya akan selesai dalam waktu dekat, kendati tanpa upacara tamat belajar yang tradisional.

Dhrumil Shah mengatakan ia telah menandatangani beberapa petisi bersama kawan-kawannya untuk minta semacam ganti rugi dari universitas.

Shah mengatakan, kuliah secara online karena adanya pandemi virus corona di kota Washington DC telah mengakibatkan hilangnya struktur dan pengawasan dalam menyelesaikan studinya.

Sudah Minta Permohonan, Mahasiswa di Asrama Maluku Tenggara Barat Menanti Bantuan Pemdanya

Shah menambahkan ia merasa tidak produktif karena harus bejalar sendiri dirumah tanpa dukungan para dosen dan kawan-kawan lainnya seperti sebelum keluarnya perintah lockdown.

Banyak siswa lainnya mengatakan telah kehilangan pengalaman belajar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, tidak bisa mengadakan eksperimen di laboratorium dan bahkan tidak bisa bersenang-senang dengan kawan sekuliah pada akhir pekan.

Siswa lain, Molly Riddick juga menuntut supaya New York University tempatnya belajar, memberikan semacam ganti rugi kepada para mahasiswa.

“Apapun yang dikatakan oleh New York University untuk membantah keluhan kami, kami berkeras bahwa kami tidak mungkin mendapat pendidikan seni secara penuh hanya dengan menggunakan Zoom.”

Rektor Unsrat Bagikan 100 Paket Sembako ke Mahasiswa di Asrama dan Indekos

Siswa lainnya, Adelaide Dixon menuduh University of Miami di negara bagian Florida telah memberinya diploma yang “kurang bernilai” karena ia harus menyelesaikan pelajaran secara online.

Dengan adanya kuliah tersebut maka hanya ada dua kemungkinan: lulus atau gagal.

Karena itu atas nama 100 mahasiswa lainnya ia menuntut University of Miami ganti rugi berjumlah beberapa juta dolar.

Kantor berita AFP melaporkan, sedikitnya 50 perguruan tinggi dan universitas telah menghadapi tuntutan hukum serupa dari para siswanya.

Pemkab Bolsel Bakal Bantu Mahasiswa yang Terdampak Covid-19 di Gorontalo

Pihak universitas pada umumnya tidak bersedia memberikan komentar tentang hal itu, tapi ada yang mengatakan bahwa mereka juga merasa terjepit karena adanya penutupan kegiatan normal yang disebabkan oleh pandemi virus corona itu.

Kalau penutupan universitas terus berlangsung ketika kuliah resmi dimulai lagi akhir musim panas tahun ini, apakah 20 juta mahasiswa akan kembali ke kampus-kampus mereka?

Dan apakah kegiatan sosialisasi yang normal akan bisa pulih, dan apakah ruang kafetaria sekolah masih harus menjalankan social distancing alias menjaga jarak dan para siswa harus mengenakan masker, kecuali ketika makan?

Wakil Presiden Urusan Akademis di California University, Pamella Oliver mengatakan, “Kami memperkirakan kuliah-kuliah pada musim gugur nanti akan dilakukan secara virtual.” (*)

Pil KB Sudah Berusia 60 Tahun, Awalnya Dipercaya sebagai Pil Ajaib

Inggris Latih 6 Jenis Anjing Endus Covid-19

Ramadan di AS, Umat Muslim Merenungkan Kembali Hakikat Bulan Suci

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved