Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Angkat Kisah Orang Israel, Drama Serial Ramadan di Arab Picu Perdebatan

Drama mengangkat kisah tentang seorang bidan Yahudi di sebuah negara Teluk yang namanya tidak disebutkan.

net
Poster drama Arab "Umm Haroun" yang ditayangkan stasiun televisi MBC. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah drama televisi yang menceritakan kisah seorang bidan Yahudi yang ditayangkan di stasiun televisi yang dikendalikan pemerintah Arab Saudi, MBC, memicu kontroversi.

Serial drama berjudul “Umm Haroun” alias “Ibunda Harun” tersebut ditayangkan selama bulan Ramadan.

Drama mengangkat kisah tentang seorang bidan Yahudi di sebuah negara Teluk yang namanya tidak disebutkan.

Seperti dikutip dari Kantor Berita Reuters yang dilansir Voice of America, Rabu (06/05/2020), serial TV itu memicu kritik akibat upaya yang tampak untuk mempromosikan “normalisasi” Arab alias upaya terang-terangan untuk mengubah pandangan dunia Arab terhadap Israel, sehingga terbuka jalan terbentuknya hubungan resmi negara-negara di jazirah Arab dengan Israel.

Di sisi lain, drama televisi itu juga menuai pujian atas eksplorasi yang jarang dilakukan untuk mengungkap sejarah sosial kawasan Teluk itu.

Sebagian pihak menilai serial tersebut sebagai propaganda untuk melancarkan agenda “normalisasi” Arab, yaitu upaya untuk membuka jalan terbentuknya hubungan resmi antara negara-negara Arab dengan Israel.

Dikenal dengan Tingkat Eksekusi Tertinggi di Dunia, Arab Saudi Hapus Hukuman Mati Anak di Bawah Umur

Akan tetapi, sebagian lainnya menilai cerita dalam drama tersebut menggambarkan sejarah sosial di kawasan Teluk.

Dalam wawancara dengan Kantor Berita Reuters, aktris Kuwait yang memerankan karakter utama “Ibunda Harun”, Hayat Al Fahed, mengatakan, bahwa orang-orang Arab harus mengakui bahwa orang-orang Yahudi ada di antara orang Arab.

“Di Kuwait, ada sebuah gereja, dan mereka tengah membangun yang kedua. Di antara kita ada warga Kuwait kristiani, semoga Tuhan memberkati mereka. Jadi memang ada kelompok-kelompok yang sedikit orang mengetahuinya, yang perlu kita angkat. Harus ada penerimaan agama. Kita menentang Zionis, menentang pengusiran paksa (warga Palestina), menentang penjajahan bangsa-bangsa, tapi kita tidak bisa menyangkal bahwa Taurat ini adalah sebuah kitab suci,” kata dia.

Drama “Umm Haroun” adalah serial fiksi tentang komunitas lintas-agama di sebuah negara Teluk, yang tidak disebutkan namanya, pada era 1930 hingga 1950-an.

Arab Saudi Tengah Cari Utang, Putra Mahkota Arab Saudi Malah Beli Klub Liga Inggris

Serial itu mulai ditayangkan pada 24 April lalu, di hari pertama bulan puasa, sebagai bagian dari rangkaian program Ramadan yang tayang setiap hari, ketika jumlah penonton biasanya meningkat.

Serial drama itu muncul ketika sejumlah negara di kawasan teluk telah mengingkari komitmen mereka dan memberi tawaran kepada Israel, yang mereka anggap memiliki kesamaan dalam hal menghadapi Iran.

Sejumlah organisasi kawasan yang menentang upaya normalisasi hubungan dengan Israel menyebarluaskan sebuah poster di media sosial, yang mendesak masyarakat untuk memboikot apa yang mereka sebut “drama yang keji”, yang diproduksi oleh perusahaan asal Kuwait dan Uni Emirat Arab itu.

Sekretaris Jenderal Persatuan Penulis Palestina, Murad Al-Sudani, dalam wawancaranya dengan Reuters, menuturkan, “Di tengah pergerakan yang cepat menuju normalisasi bebas oleh sejumlah pemerintahan negara Arab (seperti Israel), serial drama ini muncul bak tikaman belati yang mematikan di balik kesadaran masyarakat Palestina dan Jazirah Arab, dan menjadi sebuah upaya untuk menghabisi inti pergerakan bangsa Palestina.”

Arab Saudi Hentikan Kegiatan Umrah Selama Setahun, Peziarah Dalam Negeri dan Luar Negeri Dibatasi

Sementara itu, kritikus film asal Palestina, Youssef Shayef, punya pendapat yang sedikit berbeda.

“Sebagai warna Palestina, kami tidak memusuhi pemeluk Yahudi yang mengikuti ajaran agamanya, tapi kami menentang aksi penjajahan yang merampas tanah dan kehidupan kami. (Meski demikian), kita tidak seharusnya terburu-buru mengambil sikap terhadap serial drama ini, terutama karena banyak karya lainnya di masa lalu yang juga mengangkat isu Yahudi dalam film dan drama.”

Penulis serial drama itu, kakak-beradik asal Bahrain, Muhammad dan Ali Abdel Halim Shams, mengaku bahwa drama yang mereka karang tidak memuat pesan politik apapun.

Sementara itu, beberapa negara, termasuk Arab Saudi, telah mendukung rencana perjanjian damai Timur Tengah yang dibantu Amerika Serikat untuk bisa beranjak dari konflik yang dikatakan menghambat dunia Arab.

Hanya Mesir dan Yordania lah negara di jazirah Arab yang telah memiliki kesepakatan damai dengan Israel.

MBC, stasiun televisi swasta terbesar di kawasan Arab, menuturkan bahwa berdasarkan data yang mereka miliki, serial drama “Ibunda Harun” itu menjadi serial dengan rating paling tinggi di Arab Saudi untuk bulan Ramadan, dan masuk jajaran lima besar drama lintas-genre. (*)

Imbas Virus Corona, Diperkirakan Akan Ada 7 Juta Kehamilan Tak Terduga, Dr Kanen Ungkap Fakta Baru

Tunjangan dan Gaji Ketua Dewas KPK Rp 104 Juta

Soal Corona, Peraih Nobel Tasuku Honjo Kecewa dengan AS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved