Soal Corona, Peraih Nobel Tasuku Honjo Kecewa dengan AS
Peraih Nobel Jepang Tasuku Honjo membantah rumor China menciptakan virus corona dan mengatakan rumor tersebut sangat menganggu.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOKYO - Peraih Nobel Jepang Tasuku Honjo membantah rumor China menciptakan virus corona dan mengatakan rumor tersebut sangat menganggu.
• Denyut RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet: Dua Kali Tes Swab Negatif, Baru Boleh Pulang
"Saya sangat sedih begitu nama saya dan Universitas Kyoto dimanfaatkan untuk menyebarkan tuduhan palsu dan informasi sesat," kata profesor Jepang berusia 78 tahun itu melalui pernyataan yang dirilis oleh Universitas Kyoto, Rabu (6/5).
Honjo, yang menerima Penghargaan Nobel 2018 Fisiologi atau Kedokteran, mengatakan ini saatnya bagi semua pihak, terutama yang mengabdikan karier di garda depan penelitian ilmiah, untuk bekerja sama memerangi musuh bersama ini.
"Pada tahap ini, ketika semua tenaga dibutuhkan untuk mengobati penyakit, mencegah penyebaran penderitaan lebih lanjut, dan merencanakan permulaan baru, penyiaran klaim yang tak berdasar mengenai sumber penyakit tersebut sangat mengganggu," kata Honjo.
Pernyataan yang bersifat spekulatif mengenai virus corona merupakan hasil rekacipta ilmuwan di laboratorium virologi di Wuhan, China, disuarakan oleh Presiden AS Donald Trump yang kemudian diikuti oleh Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo.
Pernyataan Trump dan Pompeo itu bukan hanya dibantah oleh China tapi juga oleh pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan kemungkinan besar corona diakibatkan oleh virus yang berasal dari kelelawar, dan bukan dari laboratorium.
Pertanyaan seputar asal-usul coronavirus novel telah memicu perang kata-kata antara Washington dan Beijing. Pemerintah Cina, pada Rabu menyebut tuduhan itu sebagai "noda" yang dimaksudkan untuk meningkatkan peluang terpilihnya kembali Trump.
• Youtuber Prank Makanan Sampah Jadi Buronan
Komunitas intelijen Five Eyes - aliansi antara Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada- mendapat temuan yang bertentangan dengan pernyataan pemerintah Trump.
Kementerian Luar Negeri China menyebut tuduhan itu sebagai strategi politik untuk "mencoreng China" menjelang pemilihan Presiden AS 2020. "Strategi yang baru-baru ini diungkapkan menunjukkan mereka didorong untuk menyerang China dengan dalih virus," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying, seraya menambahkan China muak trik semacam itu.
"Kami mendesak AS untuk berhenti menyebarkan disinformasi atau menyesatkan komunitas internasional. Mereka harus menangani masalah sendiri dan menangani pandemi di dalam negeri," katanya.
Tak ada bukti
Hua juga menyoroti fakta Pompeo tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung klaim tersebut. "Mr Pompeo tidak dapat memberikan bukti apapun karena dia belum mendapatkan. Masalah ini harus ditangani oleh para ilmuwan, bukan politisi yang ingin memenuhi kebutuhan politik domestik mereka," katanya.
Media yang dikendalikan pemerintah China juga telah menyerang balik AS dan menuduh negara adi daya itu melakukan kesalahan dan melemparkan rentetan serangan pribadi, seperti dilakukan Pompeo. CCTV, televisi yang dikuasai pemerintah, menyebut Pompeo sebagai "jahat" dan "gila," sedang kantor berita pemerintah Xinhua menyebutnya "pembohong."
The Global Times, sebuah tabloid nasionalis yang didukung oleh Partai Komunis China mengatakan diplomat top AS telah kehilangan kompas moralnya. Beijing telah berulang kali menekankan sejauh ini tidak ada kesimpulan tentang asal-usul virus corona.
• Mantan Anggota DPR I Nyoman Dhamantra Divonis 7 Tahun Penjara
Pejabat China dan media pemerintah pernah menyebut virus itu tidak berasal dari China. Pada Maret, Zhao Lijian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengungkap virus itu berasal di AS dan dibawa ke China oleh militer AS. (cnn/feb)