Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Aturan Tidak Ada, Negara Manakah yang Akan Dilayani Lebih Dulu untuk Pembagian Vaksin Virus Corona?

"Untuk saat ini, tidak ada aturan internasional untuk membagikan setiap vaksin yang mungkin dengan cara yang adil."

Editor: Frandi Piring
YouTube WGBH News
Ilustrasi penemuan vaksin corona. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada tingkat konsensus dalam komunitas medis dan ilmiah bahwa perlu setidaknya 18 bulan agar vaksin melawan COVID-19 bisa berhasil dikembangkan dan didistribusikan.

Sementara beberapa peneliti lebih optimistis vaksin dapat dikembangkan lebih cepat, yang lainnya di bidang ilmu obat-obatan mengatakan perlu waktu lebih lama untuk mengembangkan vaksin melawan virus tersebut.

Pakar kesehatan Jerman, Ilona Kickbusch mengatakan kepada DW bahwa otoritas kesehatan di seluruh dunia sedang bekerja untuk menemukan solusi yang layak untuk masalah distribusi,

tetapi ia juga menambahkan: "Untuk saat ini, tidak ada aturan internasional untuk membagikan setiap vaksin yang mungkin dengan cara yang adil."

ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah.
ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah. ((Fresh Daily))

Jürgen Wasem, seorang profesor untuk manajemen kesehatan di Universitas Duisburg-Essen di Jerman, mencatat bahwapenelitian dan pengembangan obatbiasanya didorong oleh kekuatan pasar.

"Ini menimbulkan risiko bahwa pasar di Eropa barat, Jepang dan Amerika Serikat akan dipasok terlebih dahulu karena pasien di sana mampu membayar harga tertinggi," katanya kepada DW. "Masalah ini berlaku di semua pasar farmasi di seluruh dunia."

Ketika tiba masanya mengembangkan obat-obatan yang tersedia untuk semua populasi di dunia, citra Big Pharma telah lama ternoda.

Seretnya pasokan untuk beberapa obat tertentu sering kali merupakan akibat dari kebijakan penetapan harga yang ditempuh oleh pembuat obat besar, kata Wasem - sebuah klaim, yang meskipun demikian "sulit dibuktikan dalam banyak kasus," katanya.

Kadang-kadang, perusahaan berusaha untuk menjaga pasokan tetap rendah, untuk mencapai harga pasar yang lebih tinggi, ujarnya. Selain itu, perawatan tertentu seringkali tidak pernah dikembangkan karena tidak ada "insentif komersial" untuk melakukan upaya tersebut, tambahnya.

Ilustrasi vaksin corona
Ilustrasi vaksin corona (Shutterstock)

Perusahaan swasta memimpin pencarian obat virus corona

Meskipun ada masalah soal kepentingan pribadi dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan, Wasem masih sangat meyakini pendekatan yang didorong pasar, terutama dalam pencarian pengobatan virus corona saat ini.

"Apa yang kami lihat adalah serangkaian inisiatif yang saling bersaing yang darinya beberapa di antaranya mungkin berhasil.

Pengembangan vaksin sangat mahal dan penuh risiko," kata Wasem lebih lanjut.

Saat ini, harapan dalam perang global melawan pandemi virus terutama ada di pundak empat pengembang vaksin utama dan sejumlah besar perusahaan bioteknologi kecil.

Secara keseluruhan, mereka telah meluncurkan hampir 80 proyek vaksin yang berbeda, dengan banyak perusahaan yang mengadakan usaha patungan untuk berbagi beban.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved