Update Virus Corona Sulut
Lawan Virus dengan Mapalus
Epidemi Covid-19 sudah tersebar di 34 Provinsi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk juga di Sulawesi Utara
Penulis: Ivan Rinaldi Luntungan SE MM
- Adalah anggota Komisi Polhukam (Politik Hukum dan Ham) Persekutuan Gereja2 di Indonesia (PGI)
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Epidemi Covid-19 sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia di 34 Provinsi, di mana data untuk seluruh Indonesia pada tanggal 25 April 2020, dikonfirmasi yang terkena 8.607 Jiwa, sembuh 1.042 jiwa, meninggal Dunia 720 jiwa.
Termasuk juga Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terkena dampak tersebut, data di Sulut dikonfirmasi yang terkena 36 jiwa, sembuh 5 jiwa, meninggal dunia 3 jiwa.
Saat ini ada berapa wilayah di Indonesia baik tingkat provinsi ataupun tingkat kabupaten sudah melakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) seperti Provinsi DKI Jakarta, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Bogor dan wilayah lain di Indonesia.
PSBB tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kita ketahui bersama epidemi Covid-19 ini penyebaranya sangat cepat, oleh karena itu perlu kewaspadaan dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.
Presiden Jokowi sendiri telah menetapkan stimulus ekonomi sebesar Rp 405,1 triliun dikarenakan penyebaran wabah Covid-19 yang cepat dan meluas ke seluruh dunia berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.
Perekonomian global 2020 diproyeksikan tumbuh negatif atau mengalami resesi. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini birisiko mengalami penurunan. Pada skenario berat menjadi 2,3 persen dan menjadi negatif 0,4 persen pada skenario sangat berat. Pelemahan perekonomian akan berdampak pada rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan.
Yang menjadi sangat berat adalah dampak pada rumah tangga yaitu ancaman kehilangan pendapatan dan penurunan daya beli masyarakat.
Dapat dibayangkan jika dampak yang ditimbulkan Covid-19 ini tidak saja terkait dengan kesehatan namun juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan hidup, banyak orang terancam kehilangan pekerjaan.
Demikian juga dampak pada UMKM yaitu terganggunya kemampuan pemenuhan kewajiban kredit sehingga meningkatkan kredit macet (NPL) secara signifikan yang berpotensi semakin memperburuk perekonomian.
Gangguan aktivitas bisnis akan menurunkan kinerja bisnis dan pemutusan hubungan kerja. Kemudian memburuknya aktivitas ekonomi akan menularkan pada sektor keuangan.
Juga tidak terhindarkan sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan berpotensi mengalami persoalan likuiditas dan insolvensi atau seseorang atau badan tidak mampu membayar utang tepat waktu.
Selain itu, nilai tukar mata uang berpotensi mengalami depresiasi, arus modal keluar (capital flight) dan volatilitas pasar keuangan.
Stimulus ekonomi sebesar Rp 405,1 triliun yang dikucurkan Pemerintah diharapkan bisa meredam gejolak ekonomi pandemi Covid-19, pertama difokuskan untuk memperkuat belanja. Stimulus ke dua di fokuskan untuk menjaga daya beli masyarakat dan kemudahan ekspor dan impor.
Stimulus ketiga fokus pada penanganan kesehatan, bantuan sosial, membantu dunia usaha pemulihan ekonomi. Untuk penanganan kesehatan dan bantuan sosial dianggarkan sebesar Rp 185 triliun atau sebesar 45.6 persen dari total anggaran yang disediakan oleh pemerintah yaitu Rp 405,1 triliun
Para pengamat ekonomi menilai bahwa stimulus ekonomi yang diberikan Pemerintah masih sangat kecil bila dibandingkan dengan Malaysia yang jumlah penduduknya hanya 32 juta jiwa tapi menggelontorkan stimulus ekonomi pada saat merebak Covid–19 sebesar Rp 947 triliun.
Tentunya dengan keterbatasan anggaran dari negara dalam penanganan kesehatan dan sosial, masyarakat tidak harus bergantung semuanya kepada pemerintah untuk menangani semua dampak karena pandemi Covid–19
Belajar Dari Sejarah Minahasa Punya Mapalus
Dunia pernah mengalami pandemi yang sangat berbahaya sekali yaitu wabah yang disebut Black Death, wabah ini telah membunuh begitu banyak jiwa penduduk Eropa di pertengahan hingga akhir abad ke-14. Sebelumnya, pes telah mewabah cukup besar di Asia dan kemudian Afrika Utara. Hampir separuh dari populasi Eropa lenyap yaitu 50 juta jiwa meninggal akibat wabah pes tersbut.
Gereja pada masa itu mempunyai tokoh yang sangat kharismatik yaitu Martin Luther, melalui surat penggembalaanya ia mengajak warga gereja untuk menjaga jarak fisik (physical distancing) dan juga menggerakan warga gereja untuk membantu orang-orang yang terkena wabah pes tersebut. Sebagai seorang tokoh agama, Luther juga menegaskan, agar upaya pencegahan yang direkomendasikan saat itu dipatuhi oleh setiap warga dan juga dimintanya untuk dikerjakan dengan disiplin. Ia juga menyetujui saat elector kota meminta agar Gereja dan Universitas Wittenberg ditutup selama wabah.
Orang Minahasa mempunyai spirit yang masih melekat sampai sekarang ini yaitu Mapalus. Arti dari Mapalus adalah tolong menolong atau saling membantu, merupakan sebuah sistem yang telah ada sejak dahulu kala dan berasal dari azas hidup kekeluargaan, sebagai peninggalan suatu usaha kesatuan keluarga dari zaman nenek moyang.
Mapalus merupakan ungkapan pandangan hidup orang Minahasa yang bukan hanya sekedar tolong-menolong atau gorong-royong. MAPALUS sebagai local spirit and local wisdom Masyarakat Minahasa yang terpatri dan berkohesi di dalamnya: 3 (tiga) jenis hakikat dasar pribadi manusia dalam kelompoknya, yaitu: Touching Hearts, Teaching Mind, dan Transforming Life. Mapalus adalah hakikat dasar dan aktivitas kehidupan orang Minahasa (Manado) yang terpanggil dengan ketulusan hati nurani yang mendasar dan mendalam (touching hearts) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menjadikan manusia dan kelompoknya (teaching mind) untuk saling menghidupkan dan menyejahterakan setiap orang dan kelompok dalam komunitasnya (transforming life).
Sebagian besar masyarakat di Sulut (Minahasa) beragama Kristen, ada berapa sinode besar di Sulut misalnya Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) dan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dll.
Gereja sebagai lembaga yang memiliki pemimpin dan pengurus bisa melakukan dan sebagai pendorong kepada warga/umatnya untuk dapat bekerja sama baik dengan Pemerintah maupun dengan komunitas yang ada untuk bersama-sama meminimalisir dampak dari Covid–19 di wilayahnya. Semangat MAPALUS harus dihidupkan kembali oleh orang Minahasa sehingga tidak terlalu berharap besar kepada bantuan dari pemerintah pusat. (*)