Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Jalanan di Ekuador penuh Mayat Korban Virus Corona, Dibiarkan Tergeletak Mirip di Film Horor

Mayat digeletakkan di jalan karena kamar mayat dan tempat pemakaman kewalahan menghadapi tingginya angka kematian.

Editor: Alexander Pattyranie
STR/MARCOS PIN/AFP VIA GETTY IMAGES
Tampak Mayat korban Virus Corona dibiarkan tergeletak selama 3 hari di luar klinik tertutup di Guayaquil, Ekuador, JUmat, 3 April 2020. Tentara dan polisi di Ekuador telah mengumpulkan setidaknya 150 mayat dari jalan-jalan dan rumah-rumah di kota Guayaquil, negara terpadat di negara itu di tengah pandemi Covid-19. 

Pemakaman umum di sana ikut ambruk di tengah terjadinya pandemi.

Tidak lagi tersedia peti mati, sehingga banyak mayat yang dikubur menggunakan kardus.

Pemerintah mengaku lamban dalam menghadapi pandemi dan telah meminta maaf.

"Kami berjanji akan mengurus hal ini," kata Menteri Kesehatan Ekuador Juan Carlos Zevallos.

Jenazah-jenazah digeletakkan di tepi jalan karena kesulitan pemulasaraan

Sebelumnya, diberitakan BBC News Indonesia, di tengah pandemi Covid-19, muncul gambar dan video dari kota Guayaquil di Ekuador, Amerika Selatan, tentang jenazah yang diletakkan di pinggir jalan dan menunggu berhari-hari sebelum diurus.

Pemakaman umum di sana ikut ambruk di tengah terjadinya pandemi.

Sedemikian rupa sehingga Presiden Ekuador, Lenín Moreno, membentuk tim gabungan untuk membantu pemulasaraan jenazah.

Pekan terakhir Maret saja, lebih dari 300 jenazah yang meninggal di rumah, diangkut polisi.

Sejumlah gelandangan meninggal di jalan-jalan.

BBC Mundo berbicara dengan beberapa keluarga korban dan tetangga mereka.

Hasilnya seperti digambarkan dalam novel karya Joseph Conrad, The Heart of Darkness: horor, horor.

Berikut kesaksian seorang warga Guayaquil Jésica Castañeda.

"Pamanku meninggal 28 Maret, dan tiada yang membantu mengurus jenazahnya. Kata rumah sakit, mereka tak punya pengangkut jenazah, dan kami tak bisa meminjam karena ia meninggal di rumah. Kami memanggil ambulans, tapi cuma diminta bersabar. Sekarang jenazahnya masih di tempat tidur, sama seperti waktu dia meninggal. Tak ada yang berani menyentuhnya".

Seorang perempuan Guayaquil lain melaporkan ayahnya meninggal di pangkuannya sesudah 24 jam di rumah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved