Update Virus Corona Dunia
Jalanan di Ekuador penuh Mayat Korban Virus Corona, Dibiarkan Tergeletak Mirip di Film Horor
Mayat digeletakkan di jalan karena kamar mayat dan tempat pemakaman kewalahan menghadapi tingginya angka kematian.
“Rumah sakit tak pernah mengetes ada tidaknya Virus Corona. Mereka cuma bilang sudah menjadwalkan, dan menyuruh ayah minum parasetamol. Kami harus menyewa layanan privat untuk membawa jenazah ayah karena pemerintah tak merespon”.

Situasi ini tak hanya berdampak pada mereka yang meninggal akibat Covid-19.
Wendy Noboa bercerita tentang tetangganya yang meninggal pada 29 Maret.
"Ia jatuh dan meninggal karena luka di kepala. Saya panggil ambulans lewat 911 tapi mereka tak datang. Ia tinggal bersama ayahnya yang berumur 96 tahun. Akhirnya ia dibiarkan di apartemen seharian sampai ada anggota keluarga datang membawa peti untuk memakamkan. Tapi mereka juga tak bisa melakukannya karena tak ada dokter yang datang untuk menandatangani sertifikat kematian. "
Banyaknya kasus begini membuat wartawan Blanca Moncada, dari koran Expreso, bercuit di Twitter meminta informasi dari orang-orang yang mengalami situasi seperti ini.
"Saya mlihat banyak warga putus asa harus menunggu hingga 72 jam bahkan lebih sampai pihak berwenang mengambil jenazah yang berada di rumah mereka. Saya ingin mengukur dampak tragedi ini karena yang dialami Guayaquil saat ini adalah awan yang kelam."
Komandan Angkatan Laut Nasional, Darwin Jarrín, yang memegang komando militer dan kepolisian di Provinsi Guaya mengatakan pada BBC Mundo bahwa hingga tanggal 2 April, korban meninggal dunia semuanya di Guayaquil.
"Kementrian Kesehatan mengirim sertifikat kematian ke rumah sakit, polisi dan komisi transportasi membawa jenazah-jenazah itu ke dua pemakaman, yaitu Parques de La Paz di Aurora dan Metropolitan Pantheon di arah pantai. Militer yang memakamkan mereka," kata Jarrín.

Namun yang terjadi akhir Maret ini di kota itu, ada 300 lebih jenazah yang diambil di berbagai rumah oleh kepolisian Ekuador, menurut koran El Comercio.
Krisis ini sudah membuat Wali Kota Guayaquil, Cyntia Viteri, berhadap-hadapan dengan pemerintah nasional.
Ia sedang berada dalam karantina karena positif virus corona. Tanggal 27 Maret ia sudah menyerukan kelemahan pemerintah nasional.
"Mereka tidak mengangkat jenazah dari rumah-rumah tinggal. Mereka meninggalkannya di tepi jalan, atau diletakkan di depan rumah sakit. Tak ada yang bersedia mengangkat. Keluarga-keluarga pasien mengetuk pintu rumah sakit minta agar bisa dirawat, tapi tak ada lagi tempat tidur untuk merawat."
Selain jenazah di rumah-rumah, kota ini juga menghadapi mimpi buruk yaitu jenazah yang ditinggalkan di jalan.
Jésica Zambrano wartawan koran El Telégrafo bercerita kepada BBC Mundo pengalamannya di Guayaquil.
"Saya dan pasangan pergi belanja ke toko dan menemukan jenazah di pinggir jalan di Pedro Carbo dan jalan Urdaneta. Sebelumnya ada yang bilang ada jenazah lain tak jauh dari situ. Kami terbiasa melihat para pengemis tidur di jalan, tapi akibat krisis ini, banyak mereka yang meninggal di pusat kota."