Update Virus Corona Sulut
KABAR BAIK, Pasien Sembuh Virus Corona di Sulawesi Utara Sudah 5 Orang, Kasus Tidak Bertambah
Data terbaru kasus virus corona di Indonesia, kembali diinformasikan pemerintah lewat website https://www.covid19.go.id, pada Kamis 16 April 2020
TRIBUNMANADO.CO.ID - Data terbaru kasus virus corona di Indonesia, kembali diinformasikan pemerintah lewat website https://www.covid19.go.id, pada Kamis 16 April 2020.
Untuk daerah Sulawesi Utara tidak terjadi penambahan pasien yang terkonfirmasi virus corona.
Masih tetap dengan rincian pasien 18 orang.
Namun kabar baiknya terjadi lonjakan pasien sembuh, yang sebelumnya hanya 2 orang, kini bertambah menjadi 5 orang.
Untuk pasie meninggal masih tetap 2 orang
Klik link covid19.go.id untuk bisa melihat data selengkapnya di covid19.go.id
Temuan Terbaru, Virus Corona Menular Dua Kali Lebih Cepat dari Perkiraan Sebelumnya
Virus corona atau Covid-19, bisa dua kali lebih menular dari perkirakan sebelumnya, saat menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China selatan.
Mengutip dari South China Morning Post, sebelumnya para epidemiolog memperkirakan setiap orang yang positif terpapar Covid-19 rata-rata menginfeksi dua hingga tiga orang.
Hal itu berdasarkan kasus awal yang terjadi di Kota Wuhan, yang memuncak pada awal tahun 2020.
Di sisi lain, para peneliti di Amerika Serikat mengatakan mewabahnya virus di Wuhan mungkin telah menghasilkan data yang tidak lengkap dan gambaran yang menyimpang.
Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico memperkiraan mereka yang terpapar virus corona di Wuhan rata-rata menyebarkan kepada 5 sampai 7 orang lainnya.
Temuan tersebut dapat membantu para ahli kesehatan masyarakat untuk memperbaiki strategi penahanan dan vaksinasi mereka.
Penelitian tersebut diterbitkan pada minggu lalu dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.
Para peneliti yang dipimpin oleh Steven Sanche dan Lin Yen-ting, menuliskan sebab-sebab kacaunya perkiraan pertumbuhan wabah.
Di antaranya yaitu tidak tersedianya reagen diagnostik pada awal wabah, perubahan intensitas pengawasan dan definisi kasus, dan pasien yang membanjiri sistem perawatan.
Penelitian Los Alamos menganalisis sekitar 140 pasien awal di luar Provinsi Hubei untuk memproyeksikan seberapa cepat virus corona menyebar dari Wuhan.
Penelitian tersebut menunjukan sebagian besar kasus awal di provinsi lain memiliki hubungan epidemiologis atau paparan dari Wuhan.
"Pada saat kasus dikonfirmasi di provinsi di luar Hubei, semua provinsi di China memiliki akses ke alat diagnostik dan terlibat dalam pengawasan aktif dari para wisatawan di Wuhan," kata para peneliti.
"Untuk itu sistem perawatan kesehatan di luar Hubei belum kewalahan dengan kasus corona."
"Mereka pun secara aktif mencari kasus positif pertama mereka, yang mengarah jauh lebih rendah dalam pelaporan," lanjutnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setempat juga akan merilis informasi epidemiologis dasar tentang bagaimana setiap pasien dapat menginfeksi virus corona kepada pasien lain atau di mana mereka terkena paparan virus.
Bahkan, para peneliti AS menggunakan data ponsel untuk memperkirakan jumlah wisatawan harian yang keluar masuk Wuhan.
Proyeksi mereka kemudian dibandingkan kembali dengan pola angka kematian di Wuhan.
Lantaran pola tersebut lebih jelas dan konsisten daripada data kota lainnya tentang wabah ini.
Dalam perencanaan, awalnya mereka akan meneliti selama enam hingga tujuh hari untuk mengetahui jumlah orang yang terinfeksi menjadi dua kali lipat seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Ternyata hanya dibutuhkan 2 sampai 3 hari untuk melakukannya.
Tim peneliti mengatakan untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kawanan (herd immunity), membutuhkan setidaknya 82 persen orang untuk kebal guna menghentikan penyebaran penularan dalam suatu populasi.
Hal itu berdasarkan pada intensitas wabah awal yang baru diperkirakan.
Bukan sekitar 60 persen seperti yang disarankan penelitian sebelumnya. (*)