Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Siswi SMP Nekat Rekayasa Penculikannya, Ikat Tangannya Sendiri di Sebuah Gudang, Cuma Gegara Sandal

Seorang siswi masih duduk di bangku kelas dua SMP melakukan rekayasa penculikan.

Editor: Alexander Pattyranie

Selain dari kejanggalan keterangan para saksi dan orang yang dituduh SR telah menculiknya, kecurigaan polisi akan rekayasa cerita remaja itu terkuak usai penyidik melihat baju yang dikenakan sama sekali tidak lusuh.

"Bajunya ini bersih, karena kalau habis diculik kan bajunya kucek lusuh. (Kalau) ini tidak, dari situ keraguan kami. Hingga kita dalami," kata Aji.

Meski sudah mengungkap fakta kasus penculikan yang direkayasa oleh SR, tetapi hingga kini penyidik kata Aji masih terus memeriksa saksi-saksi terkait.

"Kita fokus ke pemeriksaan dulu, kita dalami. Jangan sampai ada pihak-pihak lain yang membuat rekayasa tersebut kita bisa belum menyimpulkan," kata Aji.

Ayah SR Minta Maaf

AR, ayah dari SR meminta maaf atas rekayasa penculikan yang diuturkan anaknya hingga menghebohkan netizen di media sosial dan warga Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Saat ditemui wartawan di lobi Polda Sulsel, AR membacakan secarik kertas yang berisi permohonan maafnya sekaligus mewakili sang anak.

"Saya meminta maaf selaku orangtua dan sangat menyesal khususnya (untuk) masyarakat Pangkep dan kepolisian yang merasa tertipu dengan kejadian ini," kata AR, Senin (9/3/2020).

AR juga berjanji bakal memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak perempuannya tersebut.

Namun, AR mengaku selama ini tidak pernah memukuli anaknya meski alasan SR merekayasa penculikannya lantaran takut dimarahi orangtuanya karena telah menghilangkan sandal.

"Saya juga selaku orangtua dari SR berjanji akan lebih baik lagi dalam memberikan perhatian dan rasa kasih sayang," ucap AR.

Sementara itu, Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji mengatakan, pihaknya bakal bekerja sama dengan pemerintah setempat dan Dinas Sosial Kabupaten Pangkep untuk mengawasi cara orangtua dalam memperlakukan SR.

Menurut Aji, hal itu bertujuan agar kejadian yang sama tidak terulang dan memastikan agar SR mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya.

"Tentu akan ada Dinas Sosial dan pemerintah setempat. Kami kerja sama dalam mengawasi keluarga korban," tutur Aji kepada wartawan. 

(*)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved