Berita Sulut
Pertumbuhan Ekonomi Sulut 2019 Tumbuh Melambat 5,66 Persen, Imbas Turunnya Harga Minyak Kelapa
Laju ekonomi Sulut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang mencapai 6,01 persen (yoy)
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Sementara itu, kegiatan pembangunan dari pihak swasta juga diperkirakan melambat tercermin dari pengadaan semen di Sulawesi Utara yang terkontraksi sebesar 4,23 persen (yoy) melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,16 persen (yoy).
• Sulut United Bakal Uji Tanding Lawan Bhayangkara FC atau PSM Makasar di Manado
Tertolong LU pertanian
Di Sisi Iain, LU utama Iainnya yaitu pertanian dan perdagangan mengalami penguatan sehingga dapat menahan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara melambat lebih dalam.
Perbaikan kinerja sub LU perikanan menjadi faktor pendorong kinerja LU pertanian. Hal ini tercermin dari dari nilai ekspor komoditas perikanan (SITC code: 03) yang tumbuh menguat sebesar 9,65 persen (yoy) pada tahun 2019 setelah tercatat terkontraksi sebesar 0,10 persen (yoy) pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, sub lapangan usaha tanaman pangan dan perkebunan tahunan yang diperkirakan tumbuh relatif melambat seiring terjadinya penurunan produksi padi dan berlanjutnya tren negatif harga komoditas turunan kelapa menyebabkan LU pertanian tidak tumbuh lebih tinggi lagi.
• LAGI, Dua Penambang Emas Liar di Bakan Tewas Tertimpa Longsoran Batu
Adapun LU perdagangan tercatat tumbuh sebesar 8,79 persen (yoy) pada tahun 2019 menguat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 5,76 persen (yoy).
Menguatnya pertumbuhan perdagangan sejalan dengan menguatnya pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga dari Sisi pengeluaran.
Selain itu, diadakannya pemilu legilatif dan eksekutif serentak di Juni 2019, penyelenggaraan iven-iven bertaraf nasional seperti OSN XVIII dan OSN Madrasah maupun yang bertaraf internasional seperti Tomohon International Flower Festival dan Archipelagic and Islands States Forum diperkirakan turut menjadi faktor pendorong pertumbuhan LU Perdagangan di tahun 2019.
Dari Sisi pengeluaran, melambatnya perekonomian Sulut terutama disebabkan oleh ekspor yang melambat signifikan di tengah Konsumsi Pemerintah yang belum optimal.
• BKDD Minsel Bakal Umumkan THL yang Lolos Setelah SK Ditandatangani Bupati
Namun demikian, melambatnya impor di tengah penguatan Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB/lnvestasi) menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulut yang lebih dalam.
Berlanjutnya tren negatif harga-harga komoditas dunia sebagai dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global menyebabkan ekspor Sulut tumbuh melambat cukup dalam di tahun 2019.
Ekspor barang dan jasa Sulawesi Utara tercatat tumbuh sebesar 0,54 persen (yoy) pada tahun 2019 melambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 12, 14 persen (yoy).
• ASN Protes Kena Roling, Masukkan Permohonan Hearing ke DPRD, LBH Siap Advokasi
Tren negatif harga CNO menjadi disinsentif perusahaanperusahaan untuk meningkatkan ekspor luar negeri Minyak Nabati dan Hewani yang menjadi komoditas ekspor utama Sulut dengan pangsa 58,6 % dari total ekspor Sulut pada tahun sebelumnya.
Nilai ekspor luar negeri minyak nabati dan hewani Sulut tercatat terkontraksi sebesar 41,25 persen (yoy) pada tahun 2019 lebih dalam dibandingkan kontraksi di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 16,23 persen (yoy).
Sebagai dampaknya nilai ekspor luar negeri Sulawesi Utara terkontraksi sebesar 21,14 persen (yoy).(ndo)
• Sakit Hati, Aurel Hermansyah Tak Terima Hubungannya dengan Atta Disebut Hanya Settingan Belaka