Tokoh Manado
20 Pahlawan Kemerdekaan asal Minahasa, Termuda 24 Tahun Gugur Pegang Alkitab: Setia Hingga Akhir
Berikut 20 tokoh asal Manado yang memiliki peran penting dalam mewujudkan kemerdekaan:
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Sekolah tersebut terletak di pusat Kota Manado, yang sekarang menjadi SD N 4 Manado.
Selesai menamatkan pendidikan dasarnya, keluarga berembuk untuk menyekolahkan AA Maramis ke pendidikan sekolah yang lebih tinggi di Batavia yakni Hogere Burger School (HBS) , mengingat saat itu Manado hanya salah satu wilayah keresidenen Ternate.
Pada tahun 1918 keluarga lalu mengirim AA Maramis ke HBS di Jalan Matraman.
Pada Juni 1924 AA Maramis berhasil menyelesaikan studi dan mendapat gelar Meester in de Rechten atau ahli hukum. Zaman itu tak banyak orang yang mendapat gelar tersebut. AA Maramis kembali ke tanah air pada Juli 1924.
Ia mendapat tawaran pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi pegawai mereka, namun AA Maramis menolaknya.
AA Maramis memilih menjadi pengacara bagi rakyat Indonesia yang kurang mampu. Dari sinilah perjuangan AA Maramis bagi bangsa dan negara dimulai.
Maramis diangkat sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Indonesia pertama pada 26 September 1945.
Maramis berperan penting dalam pengembangan dan pencetakan uang kertas Indonesia pertama atau Oeang Republik Indonesia (ORI).
19 Desember 1948, Belanda memulai Agresi Militer Belanda II pada saat pemerintahan Hatta.
Soekarno, Hatta, dan pejabat pemerintahan lainnya yang berada di Yogyakarta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.
Maramis pada saat itu sedang berada di New Delhi, India.
Dia menerima kawat dari Hatta sebelum Hatta ditangkap dengan instruksi untuk membentuk pemerintahan darurat di pengasingan di India seandainya Sjafruddin Prawiranegara tidak dapat membentuk pemerintahan darurat di Sumatra.
Prawiranegara mampu membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dan Kabinet Darurat di mana Maramis diangkat sebagai Menteri Luar Negeri.
Setelah Soekarno dan Hatta dibebaskan, Prawiranegara mengembalikan pemerintahan kepada Hatta pada tanggal 13 Juli 1949 dan Maramis kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Mei 1977, ia dirawat di rumah sakit setelah mengalami perdarahan. Maramis meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto, hanya 13 bulan setelah ia kembali ke Indonesia.