Waspada Fenomena Seruak Dingin
Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Jabodetabek bukan menjadi masalah satu-satunya yang akan dihadapi oleh pemerintah
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah memulai teknologi modifikasi cuaca guna mengurangi curah hujan di Jabodetabek. Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Trihandoko Seto mengatakan, semua awan yang bergerak ke Jabodetabek akan disemai dengan bahan Natrium Klorida (NaCl).
"Mulai tanggal 3 Januari akan dilakukan operasi. Pagi hari dilakukan prediksi dan monitoring pertumbuhan dan pergerakan awan. Semua awan yang bergerak ke Jabodetabek dan diperkirakan akan hujan di Jabodetabek akan disemai dengan pesawat menggunakan bahan semai NaCl," kata Trihandoko.
• Banjir Genangi Lapangan Sparta Tikala, Kepala BPBD: Pasti karena Sampah
Trihandoko menuturkan, BPPT sudah melakukan analisis pertumbuhan awan penyebab hujan di Jabodetabek. Awan-awan tersebut berasal dari sebelah barat dan barat laut Jabodetabek yaitu selat Sunda, Lampung, dan sekiatrnya. "Diharapkan, awan akan jatuh sebelum memasuki Jabodetabek," ujar Trihandoko.
Modifikasi cuaca ini merupakan salah satu hasil rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis (2/1) kemarin. Trihandoko menyebut, satu unit pesawat Casa, satu unit pesat CN-295 sudah disiapkan untuk menyemai NaCl. Sedangkan, satu unit pesawat Hercules disiapkan sebagai cadangan. Sementara itu, Kapusdatinkom
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo mengatakan sebanyak 22 ton garam siap ditebar di sekitar wilayah Jabodetabek. Hal tersebut untuk mengatur volume hujan yang turun.
"Sudah disiapkan 22 ton bahan semai(garam). Nanti akan kita tambah lagi stoknya," ujar Agus. (Tribun Network/fit/kps/wly)