Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Editorial Tribun Manado

Juara Inflasi

Di saat harga dua komoditas itu belum normal, datang lagi kabar harga jahe atau lebih dikenal dengan nama goraka di Sulawesi Utara ini, ikut naik.

Tribun Manado
Penjualan rempah-rempah di Pasar Bersehati, Calaca, Manado, Selasa (03/12/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - BARU saja Kota Manado ‘menjuarai’ inflasi nasional. Data Badan Pusat Statistik menyebut, inflasi di Manado berada pada angka 3,30 persen.

Angka ini berada di daftar teratas kota-kota tempat pengukuran Indeks Harga Konsumen di Pulau Sulawesi.

Dari 11 kota di Sulawesi, 10 daerah di antaranya mengalami inflasi di rentang 0,04 persen hingga 3,30 persen.

Setelah Manado, ada Bau-Bau yang inflasi 0,87 persen; Pare-Pare 0,84 persen; Palu 0,27 persen, Watampone 0,26 persen.

Selanjutnya, Gorontalo inflasi 0,23 persen; Mamuju 0,23 persen; Palopo 0,15 persen; Bulukumba 0,9 persen dan Makassar 0,04 persen.

Kendari satu-satunya kota yang mengalami deflasi yakni 0,36 persen.

BI Optimistis Inflasi Tahunan Sulut Terkendali, Arbonas : Kuncinya Kendalikan Harga Tomat

Kepala BPS Sulut Ateng Hartono mengatakan, fenomena inflasi Sulut yang dipicu harga komoditas kembali terjadi.

"Kali ini lagi-lagi tomat sayur," ujar dia, Senin (2/12/2019).

Katanya, tomat sayur menjadi pemicu inflasi karena beberapa faktor. Pertama, komoditas ini menjadi bahan yang wajib ada di setiap menu makan warga di Sulut.

"Karena paling besar kebutuhannya, gejojak akibat kurangnya pasokan dan panjangnya rantai distribusi memicu kenaikan harga tinggi," jelasnya.

Saat musim kemarau pada September lalu, harga tomat jatuh. Pasangannya, cabai atau rica justru naik hingga Rp 120 ribu per kilogram.

Sulut Inflasi 3,30 Persen Tertinggi Nasional, BI Sebut Faktor Anomali Harga Tomat

Namun, pada November harga rica mulai menanjak, bahkan per kilogram mencapai di kisaran Rp 20 ribu, sementara rica masih juga terasa mahal dengan angka Rp 100 ribu per kilogram. Saat ini harga rica dan tomat masih juga terasa mahal.

Di saat harga dua komoditas itu belum normal, datang lagi kabar bahwa harga jahe atau lebih dikenal dengan nama goraka di Sulawesi Utara ini, ikut naik.

Kenaikannya pelan tapi pasti, mulai dari Rp 35 ribu, kemudian Rp 40 ribu, Rp 55 ribu, dan teranyar Rp 65 ribu per kilogram; hampir dua kali lipat dari harga awalnya.

Akankah Sulawesi Utara akan kembali ‘menjuarai’ inflasi pada bulan depan? Mungkin saja, bahkan bisa berlanjut pada bulan-bulan berikutnya bila komoditas tersebut tidak menentu ketersediaannya secara cukup.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved