Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat
RENUNGAN - Allah Datang untuk Merangkul dan Memulihkan
Perayaan minggu-minggu Adven, gereja menyerukan bahwa semua aspek kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan harus dipertahankan
MTPJ 01-07 Desember 2019
TEMA BULANAN : “Pengharapan Mesianis”
TEMA MINGGUAN : “Allah Datang untuk Merangkul dan Memulihkan”
Bacaan Alkitab : Mikha 4:6-14
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Perayaan minggu-minggu Adven, gereja menyerukan bahwa semua aspek kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan harus dipertahankan dan ditingkatkan agar mencegah sekecil mungkin tingkat kesalahan dan dosa dalam menjalani kehidupan.

Gereja terus menyuarakan seruan kritik bagi pejabat publik yakni pejabat pemerintahan dan pejabat rohani yang materialistik sehingga kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan jemaat. Kita memberi perhatian kepada rakyat dan jemaat sebagai korban dari kekuasaan.
Ada masyarakat yang menderita dan teraniaya atas perlakuan pejabat-pejabat yang tunamoral itu. Dipihak lain, ada masyarakat menjadi korban dan telah kehilangan pegangan iman lalu menyembah berhala kemudian menjadi brutal karena didesak oleh kebutuhan hidup setiap hari. Perilaku mereka menjadi jahat untuk bersaing hidup. Cara hidup mereka adalah ekspresi dari dosa dan menjadi ancaman paling serius dalam kehidupan bersama.
Tema ini dipilih, supaya semua kelakuan yang menyimpang dari nilai-nilai sosial dan moral masyarakat mendapat perhatian serius. Merayakan minggu Adven pertama ini, kita harus membuka diri terhadap pertobatan sebagai jalan damai dengan Tuhan. Semua orang harus berbenah dari kondisi kehidupan yang berantakan dan ‘sakit’ itu, sehingga orang berusaha membangun suatu refleksi kehidupan yang sungguh-sungguh taat dan memahami tentang “Allah yang datang untuk merangkul dan memulihkan” semua ciptaan sebagai gerakan semangat Mesianis dari gereja-Nya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Mikha, sezaman dengan Yesaya dan Amos sedang menghadapi problem kehidupan sosial yang amat genting dan berbahaya bagi keutuhan kehidupan Israel utara dan selatan. Nilai-nilai kepatutan dan cara hidup telah diselewengkan terutama oleh pemimpin nasional dan pejabat rohani yang secara masif telah mengubah semua sistem kehidupan masyarakat.
Korupsi pejabat pemerintah dan pejabat rohani menggila, pejabat hukum suka suap, gratifikasi. Pemodal merusak ekonomi kaum buruh dan petani. Masyarakat pada umumnya, karena kehilangan kepercayaan terhadap pemimpin rohaninya mencari alternatif kepercayaan yang lain dan menemukan ketenteraman kepada ilah lain. Dalam kondisi ini, semua tanpa kecuali akan menanggung akibatnya dan nabi Mikha yang pertama kali meramalkan dua hal.
Pertama, kehancuran nasional mulai dari ibukota kerajaan selatan Yehuda di Yerusalem dengan tembok kota sebagai benteng pertahanan militer dan bait Allah sebagai pusat ibadahnya. Demikian juga Israel utara, pemerintah dan masyarakat generasi Efraim yang beribadah di Bet-el akan hancur dan dikuasai musuhnya yaitu militer Babel.
Seluruh Israel jatuh ke dalam tangan raja Babel, Nebukadnezar, karena prikemanusiaan Israel seluruhnya telah jatuh sampai pada titik terendah yaitu dehuman, prilaku manusia yang tidak-manusiawi lagi. Agama telah dijadikan sarana kekuasaan politik dan ekonomi sehingga telah mengabaikan TUHAN. Ramalan nabi Mikha terpenuhi, Israel utara dan selatan jatuh ke tangan Babel.
Kedua, Allah akan menjadi pemimpin (Raja Mesias) yang akan datang dan membawa mereka pulang ke tanah airnya untuk memulai gerakan hidup baru bagi pemerintahan dan kerohanian secara total (Mikha 4:6-8).
Nabi Mikha menyadari bahwa krisis kepemimpinan di Israel adalah sumber malapetaka yang tidak mau disadari sejak awal. Begitu gencarnya nabi-nabi menyerukan kritik ini terhadap para pejabat tetapi diabaikan dan malah dilawan. Meskipun demikian, ada suatu zaman (pada hari itu, ay. 6) Allah mengambil prakarsa sebagai pemimpin untuk membawa bangsa terjajah ini kembali ke tanah-airnya.
Allah memerintah, teokrasi adalah sebuah kritik kenabian terhadap rakus dan tamaknya kepemimpinan manusia. Allah mengambil alih peran kepe-mimpinan manusia. Maka bagi Mikha, teokrasi harus menjadi inspirasi dan keteladanan yang sungguh-sungguh dari para pejabat untuk melayani dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
Korupsi dan penyalahgunaan jabatan adalah pemicu gejolak konflik sosial tetapi sebaliknya kepedulian dan pelayanan publik yang jujurkan merubah orientasi rakyat untuk setia membangun kehidupan bersama menjadi bangsa yang kuat (band. Ay.6-7). Jadi, teokrasi adalah juga bahwa Allah memimpin untuk melahirkan generasi keteladanan baru. Ucapan nabi Mikha dengan “menara kawanan domba”(Ibr.: Migdal Eder, ay. 8 baca: Migdel Edar: yaitu menara, rumah dalam perlindungan khusus kaum rabinik [pemuka agama Yahudi] sebagai tempat melahirkan setiap anak domba, yang dibungkus dengan lampin untuk menjaganya agar tetap tidak bercacad, menjadi domba kurban kudus.
Nabi menubuatkan bahwa: “kepadamu akan datang…pemerintahan…kerajaan” (ay. 8) yang dihubungkan dengan migdel edar yaitu keyakinan nabi-nabi tentang kedatangan, kemunculan Mesias, tokoh pembaharu. Mesias yang dimaksudkan nabi Mikha adalah tipologi pemimpin yang bersih (kudus), jujur, rendah hati dan berkeadilan. Orientasi-nya pada kebutuhan manusia.