Ahok Berhak Berkontribusi kepada Negara
Keluarga mendukung langkah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melanjutkan kiprahnya sebagai Komisaris Utama
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengawali karir kontraktor atau pengusaha mengikuti jejak ayahnya. Selepas menjadi sarjana Teknik Geologi dari Universitas Trisakti, Ahok pulang kampung ke Belitung dan mendirikan CV Panda pada 1989. Perusahaan itu bergerak di bidang pertambangan, sebagai kontraktor PT Timah. Dia pernah bekerja di perusahaan kontraktor pembangunan pembangkit listrik, PT Simaxindo Primadya, di Jakarta. Dia menjadi staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek.
Pada 1992, Ahok mendirikan PT Nurinda Ekapersada di Belitung Timur. Perusahaan itu didirikan sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
Pada 2004, Ahok bergabung ke Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin Dr Sjahrir. Dia langsung mengikuti pemilihan legislatif dan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Di DPRD, Ahok menolak terlibat praktik korupsi. Ia menolak mengambil uang perjalanan dinas fiktif. Ia dikenal masyarakat karena menjadi satu-satunya anggota Dewan yang berani dan sering menemui warga.
Baru tujuh bulan di DPRD, Ahok didorong mengikuti pemilihan bupati setempat. Karirnya moncer, lantaran terpilih sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
Setahun kemudian, Ahok mengundurkan diri sebagai bupati dan mencoba peruntungan mengikuti Pemilihan Gubernur Bangka Belitung pada 2006. Saat itu, dia gagal menjadi orang nomor satu di Babel.
• Mahfud MD Dukung Ahok jadi Komisaris Pertamina Namun Tolak jadi Presiden dan Menteri
Pada 2009, ia maju sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Golkar. Meski ditempatkan di nomor urut empat, Ahok berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014.
Tak butuh waktu lama di Parlemen, pada 2012, Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto kepincut dengan Ahok untuk mendampingi Jokowi sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Ahok memenangi pilgub tersebut.
Namun, dua tahun berikutnya, PDI Perjuangan memamjukan Jokowi sebagai calon presiden didampingi Jusuf Kalla pada Pilpres 2014. Lantas, Ahok naik menjadi Gubernur DKI.
Mulai saat itulah namanya selalu jadi perhatian publik seluruh Indonesia. Dengan gaya kepemimpinan yang terlalu jujur dan berani, Ahok merebut hati masyarakat. Di sisi lain, kejujuran dan keberaniannya ini yang membuatnya tersandung berbagai kasus dan mendapat banyak musuh.
Pada 2016, Ahok dilaporkan ke kepolisian atas kasus penistaan agama berdasarkan pidato yang diunggahnya saat sedang kunjungan kerja di Kepulauan Seribu. Berbagai gelombang unjuk rasa memprotes Ahok dicopot dan dipenjara. Bahkan, Ahok kalah saat dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Seusai kalah pilkada, pengadilan memvonis Ahok bersalah melakukan penistaan agama. Ia pun dihukum dua tahun penjara sejak 9 Mei 2017.
Selepas bebas dari penjara pada 24 Januari 2019, Ahok kembali aktif dengan mengunggah tayangan di YouTube dan menjadi konsultan di perusahaan keluarganya yang bernama PT Basuki Solusi Konsultindo. Ahok menjadi konsultan bidang politik, bisnis, pemerintahan, dan manajemen.
Pada 8 Februari 2019, Ahok pun kembali ke politik dengan mendeklarasikan diri bergabung ke PDI Perjuangan, partai yang sama dengan Jokowi. (tribun network/gle/lau/kompas.com/coz)