Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dahnil Ditunjuk Prabowo Jadi Jubirnya di Kemenhan

Politisi Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengemban tugas baru setelah ketua umumnya, Prabowo Subinto

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Internet
Dahnil Anzar Simanjuntak 

Prabowo menjelaskan sekolah sekolah baik itu SMA maupun universitas nantinya akan melatih perwira-perwira Komcad. Hal itu kata Prabowo seperti yang dilakukan Amerika Serikat.

"Sebagai contoh, kalau kita lihat di negara amerika, sumber perwira itu mereka dapatkan dari akademi militer, mungkin 20 persen, 80 persen adalah perwira cadangan dari universitas-universitas," katanya.

Sebelumnya Prabowo menjelaskan mengenai sistem pertahanan negara. Menurut Mantan Danjen Kopassus itu, pertahanan negara dibagi menjadi dua yakni pertahanan militer dan non milter, baik itu fisik maupun nonfisik.

Pertahanan militer terdiri dari komponen utama, cadangan, dan komponen pendukung. Sementara pertahanan non milter terdiri dari banyak unsur di luar Kementeri Pertahanan. "Komponen utama tentunya adalah TNI, harus siap menghadapi ancaman militer terbuka,"katanya.

Prabowo Subianto menyatakan doktrin pertahanan dan keamanan negara (hankamneg) Indonesia bersifat defensif atau lebih mempertahankan. "Doktrin hankamneg yang harus kita susun nanti dan harus kita rumuskan bersama, kita akan kaji kembali tentunya adalah bahwa pertahanan bagi Indonesia, kemampuan militer bagi Indonesia bukan bersifat ofensif tapi bersifat defensif," kata Prabowo.

Ia melanjutkan Indonesia tak ingin menyerang atau mengganggu negara lain. Namun juga tak boleh membiarkan pertahanan negara menjadi lemah. "Jadi wawasan kita adalah wawasan defensif, wawasan bertahan wawasan menjaga kedaulatan kita, kita tidak berniat untuk mengganggu bangsa lain," kata Prabowo.

Selain itu Prabowo menegaskan, pertahanan tak boleh dipandang hanya sebagai tambahan. Sebab, kedaulatan akan lenyap jika pertahanan wilayah lemah. "Karena itu pertahanan negara tak boleh dipandang sebagai suatu tambahan atau adendum, atau suatu keikutsertaan, tapi ini adalah tujuan negara yang pertama. Kita boleh bangun infrastruktur yang banyak hebat.

Kalau kita tak mampu menjaga wilayah laut, darat, udara kita, kita akan hilang kedaulatan kita dan kemampuan kita bertahan sebagai negara," ucap Prabowo, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.

Pada bagian lain, Prabowo Subianto, berencana menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melatih para siswa hingga mahasiswa untuk pasukan cadangan. "Contoh kerja sama, dengan Kementerian Pendidikan untuk menyusun komponen cadangan, latihan perwira cadangan, latihan untuk komponen cadangan, akan banyak peran di SMA, SMP, dan perguruan tinggi," kata Prabowo dalam ruang rapat tersebut.

Pasalnya, bahwa dalam gambaran sistem pertahanan negara bisa divisualisasikan terdiri dari militer dan non militer. Termasuk fisik dan non-fisik. "Pertahanan militer fisik itu dari komponen utama, cadangan dan pendukung. Utama adalah TNI harus siap menghadapi. Komponen non militer ada unsur lain, ada peran Kementerian di luar bidang pertahanan," jelasnya

Ia pun mencontohkan bahwa sumber perwira, juga didapat dari luar akademi militer. Dimana dari akademi militer hanya mendapatkan perwira dengan jumlah sedikit. "Sebagai contoh kalau lihat di US sumber perwira itu mereka dapat dari akademi militer, mungkin 20 persen. Sedangkan, 80 persen adalah perwira cadangan dari universitas," kata Prabowo. 

Jika Ingin Damai Bersiaplah Perang

Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto menjelaskan ada dua filosofi kuno yang menjadi acuan dirinya menjadi Menhan. Filosofi tersebut adalah filosofi dari Thucydides dan Vegetius Renatus

Prabowo menjelaskan kepada Anggota Komisi I DPR RI bahwa dua filosofi kuno tersebut adalah hal yang mendorong dirinya berpikir sebagai Menhan. "Bapak dan Ibu-ibu sekalian yang mendorong pemikiran kami sebetulnya adalah berdasarkan dua filosofi kuno yang selalu saya gunakan sebagai pegangan," kata Prabowo saat melakukan rapat perdana dengan Komisi I DPR, Senin (11/11).

Prabowo juga menganjurkan kepada seluruh elite bangsa untuk menjadikan dua filosofi tersebut sebagai pelajaran hidup.  Pertama Prabowo mengutip sebuah perkataan dari Thucydides.

"The strong will do what they can, and the weak will suffer what they must. Yang kuat akan berbuat apa yang dia mampu berbuat, dan yang lemah akan menderita," kata Prabowo.

Berdasarkan pepatah tersebut, Prabowo menjelaskan sebagai Menteri Pertahanan, dia punya tanggung jawab untuk memastikan bidang pertahanan keamana di Indonesia selalu kuat. "karena itu kita yang bertanggung jawab di bidang pertahanan, keamanan, kita tidak boleh membiarkan Indonesia lemah," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan dengan biaya berapapun Indonesia harus kuat. Jika tidak keamanan Indonesia akan terancam oleh bangsa lain. "Dengan biaya berapapun menurut saya Indonesia harus kuat, kalau tidak kita akan diinjak-injak oleh bangsa lain," kata Prabowo.

Lalu filosofi kedua, Prabowo mengutip seorang ahli sejarah dari Romawi. "Juga pelajaran ribuan tahun dari seorang ahli sejarah Vegetius Renatus dari Romawi, mengatakan Si Vis Pacem Para Bellum," tutur Prabowo.

Kata tersebut kemudian dijelaskan oleh Prabowo yang memiliki arti, ketika seseorang menginginkan perdamaian maka dirinya harus pula bersiap untuk perang. "Jika kau menghendaki damai bersiaplah untuk perang," tutur Prabowo.

Prabowo kemudian mengatakan untuk seluruh komponen yang terlibat untuk membangun sistem pertahanan yang baik. "Hendaknya kita mengajak seluruh komponen yang terlibat, untuk mari kita mulai meneruskan membangun sistem pertahanan yang baik dengan efisiensi anggaran dan efisiensi kerja," kata Prabowo.

Prabowo memiliki pandangan ketika tidak ada perdamaian maka pertumbuhan dan pembangunan ekonomi juga tidak akan terwujud. "Salah satu pandangan kita adalah, bahwa kalau tidak ada perdamaian tidak mungkin ada stabilitas, kalau tidak ada stabilitas tidak mungkin ada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi," kata Prabowo.

Kemudian Prabowo melanjutkan ketika tidak ada pembangunan ekonomi maka suatu negara tidak akan mencapai kemakmuran. "Dan kalau tidak ada pembangunan ekonomi tidak mungkin ada kemakmuran," lanjutnya.

Merujuk pepatah Si Vis Pacem Para Bellum, Prabowo menegaskan jika ingin perdamaian maka sebagai sebuah negara, Indonesia harus bersiap untuk berperang. Prabowo menjelaskan cara mempersiapkannya dapat dilakukan melalui investasi pertahanan.

"Karena itu kita lihat dalam lingkaran yang berat ini untuk mencapai stabilitas kita harus melakukan suatu investasi pertahanan," terang Prabowo. (tribun network/fik/suf/mam)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved