Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu Tribun Manado

Inflasi Rasa Dabu-dabu

Yang menarik dari “prestasi” Manado menjuarai inflasi di Indonesia adalah tomat sayur selalu hadir dan menjadi yang pertama dalam mendongkrak inflasi.

Dewangga Ardhiananta/Tribun Manado
Pedagang rempah di Pasar Bersehati Manado menanti pembeli, Minggu (27/10/2019). 

Oleh:
Ahmad Yeyen Fidyani SST MSE.
Statistisi Ahli Pertama BPS Kota Manado

TEPAT sepekan yang lalu, 1 November 2019, BPS Provinsi Sulawesi Utara merilis angka inflasi Kota Manado Oktober 2019 yang menyentuh angka 1,22 persen. Angka ini merupakan inflasi tertinggi, bukan hanya di pulau Sulawesi tetapi juga di Indonesia.

Inflasi Kota Manado jauh di atas angka nasional yang hanya menyentuh 0,22 persen. Sepanjang tahun 2019 ini Kota Manado telah dua kali menyabet inflasi tertinggi di Indonesia.

Sebelumnya pada bulan Juni 2019 Kota Manado juga menduduki peringkat pertama dalam kenaikan harga-harga di Indonesia, yaitu dengan tingkat inflasi sebesar 3,60 persen. Sementara inflasi nasional menunjukan angka 0,55 persen.

Jika menilik lebih jauh kepada kelompok penyumbang inflasi Kota Manado pada bulan Oktober 2019 ini, maka kelompok bahan makanan merupakan penyumbang terbesar inflasi Kota Manado.

Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,2094 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi berturut-turut: tomat sayur sebesar 0,8575 persen; cabai rawit sebesar 0,4278 persen; serta diikuti beberapa komoditas lainnya. Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi (penurunan tingkat harga).

BI Optimistis Inflasi Sulut 2019, 3,5 Persen, Waspadai Pembalikan Harga Tomat di Akhir Tahun

Seperti déjà vu kelompok penyumbang terbesar inflasi Kota Manado pada bulan Juni 2019 lalu adalah kelompok bahan makanan dengan angka menyentuh 3,4927 persen.

Dan jika ditilik lebih jauh, lagi-lagi tomat sayur merupakan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar dengan menyentuh angka 3,4514 persen, diikuti oleh beberapa komoditas lainnya.

Yang menarik dari “prestasi” Kota Manado dalam menjuarai inflasi di Indonesia adalah tomat sayur selalu hadir dan menjadi yang pertama dalam mendongkrak angka inflasi, diikuti oleh cabai rawit (rica).

Wawancara Khusus Kepala BPS Sulut, Kunci Agar Inflasi tak Melesat, Kendalikan Harga Rica Tomat

Mengapa demikian? Karena dua komoditas ini merupakan komoditas yang paling tidak stabil harganya, sedangkan yang dicatat dalam penghitungan inflasi adalah perubahan harganya, apakah naik atau turun.

Sebagai contoh mungkin kita bisa temui harga tomat pada bulan tertentu cukup murah yaitu 5 ribu rupiah per kilogram, tetapi pada bulan berikutnya bisa mencapai 25 bahkan sampai 40 ribu rupiah per kilogram.

Pun demikian dengan rica yang kadang pada bulan tertentu harganya hanya 25 ribu rupiah per kilogram, tetapi pada bulan berikutnya bisa mencapai 100 hingga 120 ribu rupiah.

Melonjaknya Harga Tomat dan Cabai Dorong Inflasi Sulut di Oktober 2019, Tertinggi Nasional!

Sehingga setelah 2–3 bulan harga tomat dan rica kembali ke harga normal akan mengakibatkan deflasi yang cukup signifikan juga.

Selain alasan historis atau siklus tersebut, alasan lain kenapa tomat dan rica bisa menjadi key factor dalam inflasi Kota Manado adalah keduanya merupakan komoditas yang paling dicari di Sulawesi Utara, hal ini dapat dilihat dari konsumsinya yang sangat besar.

Sesuai dengan pernyataan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara Ateng Hartono dalam wawancaranya dengan Tribun Manado pada Rabu, 6 November 2019.

Harga Rica Turun, Tapi Ada Perberdaan Jauh antara Harga di Pasar Karombasan dan Pasar Bersehati

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved