Yayasan Dokter Peduli
Jelang 1 Dekade doctorSHARE, Dokter Lie Siapkan Tur ke RS Apung untuk Warga Umum
Terbatasnya fasilitas kesehatan dan kurangnya jumlah tenaga medis membuat akses kesehatan masyarakat di wilayah 37 menjadi terhambat
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Jelang 1 Dekade doctorSHARE, Dokter Lie Siapkan Tur ke RS Apung untuk Warga Umum
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terbatasnya fasilitas kesehatan dan kurangnya jumlah tenaga medis membuat akses kesehatan masyarakat di wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) terhambat.
Terkadang fasilitas kesehatan cukup memadai, namun tenaga medisnya tidak tersedia. Tidak jarang kondisi sebaliknya pun kerap terjadi.
Berdasarkan data National Research of Health Facilities 2017 di Papua dan Maluku dengan jumlah penduduk 7.3 juta, satu orang dokter harus menangani 4.000 pasien.
Sedangkan satu orang dokter di Jakarta yang berpenduduk mencapai 10.5 juta menangani 350 pasien. Ditambah lagi, buruknya akses transportasi menjadi kendala saat masyarakat hendak menjangkau bantuan kesehatan.
• Bukan Cuma Konsumsi Wortel, Dokter Ungkap Hal-hal Penting untuk Jaga Kesehatan Mata
Kesehatan menjadi modal utama sebagian besar masyarakat di daerah terpencil untuk melanjutkan hidup. Bertani, berkebun, beternak, dan mencari ikan menjadi jenis pekerjaan masyarakat di daerah terpencil yang menuntut kondisi kesehatan prima.
“Masalah kesehatan menjadi kendala besar karena jika tidak bisa bekerja maka tidak ada penghasilan pada hari itu. Seluruh anggota keluarga jadi taruhannya,” ucap Pendiri Yayasan Dokter Peduli, dr Lie Dharmawan dalam keterangan tertulis ke Tribun Manado, Minggu (03/11/2019).

Atas latar belakang tersebut dr Lie dan tim Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE akhirnya memutuskan untuk fokus memberikan pelayanan di bidang kesehatan secara gratis bagi masyarakat di wilayah terpencil Indonesia.
Pelayanan medis yang dilakukan doctorSHARE dengan sistem 'jemput bola' yakni tim medis datang langsung ke lokasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.
• Dua Agen Sapi yang Tewas Mengambang di Sungai, Diduga Seruput Kopi Beracun saat Bertamu
• Jasad Dua Agen Sapi Ditemukan Mengambang di Sungai, Diduga Dibunuh karena Utang Piutang
Selama perjalanan 10 tahun sejak berdiri pada 19 November 2009, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
Layanan kesehatan tersebut diberikan melalui beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA), Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Khusus RSA sejauh ini telah berkembang menjadi tiga unit,” tutur dr. Lie.
RSA Nusa Waluya II menjadi program layanan kesehatan terbaru dari doctorSHARE. Rumah sakit yang berdiri di atas sebuah tongkang (barge) ini dirilis pada November 2018.
Pelayanan yang diberikan setara rumah sakit tipe C di darat dan memiliki jangka waktu pelayanan yang lebih lama di wilayah kepulauan.
• Pekan Depan, Kabareskrim Pengganti Idham Azis Ditunjuk, 2 Nama Ini Mencuat
Sebelum berlayar ke Jakarta, RSA Nusa Waluya II berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu pada 16 November 2018 hingga 15 Februari 2019. Tim relawan bersama RSA Nusa Waluya II membantu pemulihan pasca-bencana yang melanda Sulawesi Tengah.
Rusaknya sejumlah fasilitas kesehatan akibat bencana membuat masyarakat kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.