Konsisten Melestarikan Lingkungan, Panelis Road to Dignition Beberkan Kesulitan Mendirikan Startup
Diskusi yang ketiga ini mengangkat tema tentang sampah, terutama sampah plastik yang menjadi momok bagi negara.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu rangkaian acara Archipelagic and Island States (AIS) Startup & Business Summit 2019 yang diadakan oleh Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Road to Dignition, mengundang beberapa panelis dari startup-startup yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan, Rabu (30/10/2019).
Diskusi yang ketiga ini mengangkat tema tentang sampah, terutama sampah plastik yang menjadi momok bagi negara.
Panelis berasal dari para pendiri startup; Olivier Pouillon (CEO Gringgo), Reanes Putra (Sampah Muda), Daniel Wurangian (CEO Kamira Energy), Hario Laskito Adi (CEO Lindungi Hutan) serta moderator Patrice Sagay (Founder Satu Tampa).
Dalam diskusi, para panelis membeberkan pengalaman mereka dalam mendirikan startup.
Salah satunya adalah berbagai permasalahan atau kendala yang dialami ketika menjalankan usaha rintisan.
CEO Lindungi Hutan, Rio menjelaskan bahwa kendala yang paling banyak dialami adalah masalah finansial.
Untuk mendapatkan pendanaan lebih, salah satu cara yang digunakan oleh Lindungi Hutan adalah dengan mengadakan crowd sourcing yang tersedia di platform mereka.
Dalam platform tersebut masyarakat bisa langsung berdonasi tanpa perantara.
"Selain itu teman-teman bisa membeli merchandise yang ada, lalu dana yang didapat akan kami gunakan untuk menanam pohon di tempat yang teman-teman inginkan," tambah Rio.
Sedangkan menurut CEO Kamira Energy, Daniel, hal yang paling sulit adalah mengubah mindset orang-orang terhadap sampah.
"Mindset orang-orang ketika membahas sampah itu adalah hal yang menjijikkan, sehingga ketika kami mengajak masyarakat untuk memilah sampah plastik di rumah itu dianggap hal yang tidak perlu," jelasnya.
Kamira Energy sendiri berfokus pada pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar solar sehingga Daniel ingin mengajak masyarakat untuk memilah sampah plastiknya.
CEO Gringgo, Olip, menambahkan bahwa tidak hanya masalah mengubah mindset orang lain yang susah, tetapi mengubah mindset diri sendiripun juga susah.
"Biasanya orang yang terjun ke dunia sampah merasa malu. Cara pandangnya harus diubah bahwa sampah bukan hal yang menjijikkan tetapi itu bisa menghasilkan uang," terangnya dengan berapi-api.
Sebagai penutup, Reanes selaku CEO Sampah Muda mengingatkan para peserta yang ingin mendirikan startup agar selalu istiqomah dalam menjalankan usahanya.
"Karena setiap hari akan selalu ada masalah dan nggak jarang juga bahwa kita ingin sekali menyudahi usaha itu," tutupnya.
• Lulusan Terbaik Lemhannas RI Tahun 2019 Diundang Pemerintah Singapura
• PERINGATAN Dini BMKG Hari Ini Kamis 31 Oktober 2019, Potensi Hujan, Gelombang dan Angin Kencang
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO: