Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

BIN Prediksi Masih Akan Ada Gerakan Massa Jelang Pelantikan Presiden-Wapres Terpilih

Badan Intelijen Negara menganalisa masih akan ada pegreakan massa jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 nanti

Editor: David_Kusuma
Warta Kota/Alex Suban
Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto 

BIN Prediksi Masih Akan Ada Gerakan Massa Jelang Pelantikan Presiden-Wapres Terpilih

TRIBUNMANAD.CO.ID - Badan Intelijen Negara menganalisa masih akan ada pegreakan massa jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 nanti

Namun, pergerakan massa, tergolong dapat dikontrol oleh aparat keamanan baik Polisi dan TNI.

Demikian dikemukakan oleh juru bicara BIN, Wawan Heru Purwanto.

Wawan mengujungi kantor Tribun Network, di Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).

"Kalau dilihat dari peredaran berita itu kan ngajak terus (aksi) masih akan ada (aksi jelang pelantikan)," ujar Wawan.

Sejauh ini, ia mengungkapkan, TNI bersama kepolisian telah melakukan persiapkan agar pelantikan kepala negara itu berjalan tanpa hambatan.

POPULER:

> DJ Bebby Fey Dibuat Klepek-klepek Lihat Bagian Tubuh Atta Halilintar, Dibuka di Hotel: Aku Suka . .

> Betran yang Ikut Lari Keliling Lapangan Ceritakan Detik-detik Meninggalnya Fanly

> Cut Meyriska & Roger Danuarta Dapat Kritikan Pedas, Kepergok Ciuman Saat Bulan Madu di Thailand

"Kita menuju tanggal 20 Oktober (pelantikan) dan kita Insya Allah bisalah, kita lakukan pengamanan -pengamanan secukupnya. Di samping itu kita menenangkan publik sehingga publik tidak melakukan langkah-langkah kontraproduktif," jelas dia.

Wawan menuturkan, negara menjamin kebebasan menyampaikan pendapat di ruang publik seperti demo, selama tertib dan terkendali.

Namun, jika terjadi gesekan antara aparat dan pendemo, penanganan aksi massa yang dilakukan adalah mengandalkan soft approching atau pendekatan halus.

"Tugas kami melindungi segenap bangsa, itu gampang diucapkan tapi susah dipraktekan. Aparat lelah kalau dipancing itu manusiawi melakukan defense. Makanya kita berprinsip melakukan soft approching tidak hard approching. Kalau hard nanti terjadi pelanggaran HAM, harus sabar dan emosional stabil," ungkap Wawan.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO

PEMBUNUHAN ANGGOTA TNI

> BREAKING NEWS Sidang Pembunuhan Kopda Lucky, Saksi: Terdakwa Sempat Pukul Korban Dengan Air Soft Gun

> BREAKING NEWS: Sidang Pemeriksaan Saksi Pembunuhan Anggota TNI AD Kopda Lucky Digelar di PN Manado

> Viral Foto Terbaru 3 Tersangka Pembunuhan Anggota TNI Kopda Lucky, Ini Tanggapan Polisi

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

PILIHAN EDITOR

> UPDATE TERBARU Siswa SMP Meninggal saat Dihukum Berlari, Polisi Periksa Ayah dan 5 Teman Fanly

> VIRAL VIDEO Cewek Manado Tanpa Sehelai Benang, Putih Mulus, Durasi 30 Detik : Baku Dapa di Mantos Jo

> Bank Bukopin Luncurkan Smart Card untuk Pensiunan, Ini Fungsi dan Benefitnya

LIKE FACEBOOK TRIBUN MANADO

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved