Mahasiswa Demo 11 Jam di Gedung DPR: Gerbang Tol Dibakar
Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta terus rusuh. Berdasarkan pantauan di lokasi sekira pukul 20.30
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pantauan Tribun massa tampak melempari pos polisi itu dengan batu sekitar pukul 20.10 WIB. Batu diperoleh dari batu-batu di rel kereta api. Plang pospol tampak patah. Dinding pospol juga terlihat bekas lemparan batu.
Sementara di depan pospol, 2 sepeda motor terbakar. Di sebelah kiri pospol, tepatnya Jalan Palmerah Selatan, massa membakar kayu di tengah jalan. Para pegawai di gedung DPR yang hendak pulang terhambat. Mereka tertahan di pintu belakang gedung DPR. Buntut dari aksi tersebut KRL Commuter Line dari dan ke stasiun Palmerah melambatkan lajunya.
Pemandangan serupa juga terjadi di flyover Slipi. lemparan batu dari massa ada di arteri Jalan Gatot Subroto diarahkan ke polisi yang berada di flyover Slipi. Polisi bertahan, sesekali membalas dengan tembakan gas air mata.
Setelah beberapa kali tembakan, lemparan batu berkurang. Polisi kemudian maju untuk mengurai massa yang berkumpul. Sebagian mahasiswa lari, namun ada yang tetap bertahan. Hingga pukul 21.30 WIB polisi masih berupaya membubarkan massa di wilayah Slipi.
Ketua DPR Kena Gas Air Mata
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya yang berada di dalam halaman Gedung DPR. Bamsoet awalnya hendak menemui massa mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di depan Gedung DPR.
Bamsoet sebetulnya sempat berjalan ke arah lokasi unjuk rasa bersama Sekjen DPR Indra Iskandar. Dia berjalan dari dalam Gedung DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, menuju pintu gerbang.
Baca: Demo Tolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK, Pinasang: Berpotensi Alat Kriminalisasi
Namun, saat sampai di air mancur yang berada di halaman Gedung DPR, asap gas air mata terasa menyengat. Bamsoet sempat mengoleskan pasta gigi ke pipinya. Tapi, karena asap gas air mata begitu menyengat, Bamsoet dan Indra dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.
Bamsoet kemudian menggelar konferensi pers. Ia didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Sekjen DPR Indra Iskandar. Bamsoet mengatakan untuk merespon situasi politik terkini, DPR telah memutuskan menunda pengesahan revisi KUHP serta RUU Pemasyarakatan.
"Saya jelaskan, dua pertama tadi RKUHP dan pemasyarakatan sudah kami tunda sesuai usulan pemerintah karena kami sadari tidak mungkin satu pihak bisa melaksanakan penuntasan UU, harus bersama-sama. Jadi ketika pemerintah menyampaikan itu maka kami menyambut dengan baik dan kita putuskan," katanya.
Bamsoet mengatakan penundaan tersebut dilakukan setelah DPR mendengar aspirasi dari mahasiswa. "Penundaan itu harus sejalan dengan tata cara dan prosedur di parlemen. Alhamdulillah seluruh fraksi dalam forum lobi memahami tuntutan mahasiswa dan keinginan presiden, maka kami teruskan," katanya.
Bamsoet meminta para mahasiswa untuk tidak bertindak anarkis dalam berunjukrasa. Menurutnya dua RUU telah dibatalkan pengesahannya oleh DPR. "Saya imbau kepada adek adek mahasiswa, agar menurunkan tensi karena semua tuntutannya sudah kita penuhi untuk ditunda. Apakah itu KUHP, ataupun pemasyarakatan," katanya.
Pegawai MPR Tak Bisa Pulang
Imbas dari unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan gedung DPR/MPR, banyak pegawai di kantor parlemen tersebut yang terjebak dan tidak bisa pulang. Salah satu yang masih bertahan di kantor walau jam kerja sudah selesai adalah Ana.
Pegawai Humas MPR ini bingung hendak pulang ke rumahnya di Bekasi. "Enggak bisa pulang. Kalau memang harus nginap ya nginap nih," ujar Ana saat berbincang dengan Tribun. Pegawai di Gedung DPR lainnya bernama Lena juga mengalami nasib yang sama. Ia juga memilih bertahan di kantornya karena tidak bisa keluar untuk pulang ke rumah.