Kerusuhan Papua
Pengibaran Bendera Bintang Kejora Jadi Dugaan Pemicu Kerusuhan di Fakfak dan Timika
Aksi tersebut sempat memanas, yang diduga dipicu pengibaran bendera Bintang Kejora.
"Throttling ini hanya di Fakfak, daerah lain sudah mulai normal sejak kemarin," kata dia.
Menurut dia, throttling merupakan perlambatan akses bandwhidth atau kecepatan akses data, bukan blokir total akses layanan data atau internet.
Artinya, pengguna layanan telekomunikasi masih bisa mengirimkan gambar atau video, tetapi lama sampainya.
Sementara itu, layanan suara untuk menelepon dan layanan SMS masih berfungsi.
Sebelumnya, Ferdinandus mengatakan, perlambatan akses internet ini atas permintaan Polri.
"Polri meminta Pak Menteri, kemudian perintah tim kami untuk memperlambat seluruh operator seluler yang berfungsi di sana. Biasanya sampai sore atau malam," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak meneruskan informasi yang masih meragukan.
Baca: Video Intim Tersebar di Instastory, Pacar Unggah Gara-gara Perselingkuhan, Ini Kronologinya
Kerusuhan di Timika
Selain di Fakfak, kerusuhan juga terjadi di Mimika, Papua Baratpada (21/8/2019).
Jurnalis Kompas.com, Irsul, yang memantau di lapangan mengatakan, ribuan demonstran yang berunjuk rasa di halaman gedung DPRD Mimika merusak berbagai fasilitas umum seperti gedung DPRD Mimika, bangunan di sekitar gedung DPRD hingga mobil yang berada di jalan.
"Selain itu, massa juga memblokade jalan Cendrawasih," kata Irsul via sambungan telepon.
Sementara itu, dua aparat terluka saat menghalau massa dalam peritiwa kerusuhan di Timika, Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).
Saat peristiwa terjadi, massa pengunjuk rasa melempar batu ke arah petugas yang berjaga di gedung DPRD Mimika.
Akibatnya, dua aparat terluka, yakni satu dari Polri dan satu lagi dari TNI.
Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kerusuhan terjadi saat sedang massa pengunjuk rasa tiba-tiba melempar batu ke arah kantor DPRD Mimika dan ke polisi.
Saat dipukul mundur, massa terpecah bagi dua ke arah Kota Timika dan SP 2.
Pesan Jokowi
Presiden Joko Widodo (jokowi) menelpon Gubernur Papua BaratDominggus Mandacan dan berharap agar masyarakat Provinsi Papua Barat menahan diri dan hidup dalam kedamaian.
Pesan Presiden Jokowi tersebut disampaikan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan saat Rapat Forum Pimpinan Daerah Papua Barat dan Tokoh Masyarakat di Kota Sorong, Rabu (21/8/2019).
Jokowi menelepon Dominggus terkait ricuh di Papua Barat.
Selain itu Jokowi juga menanyakan langsung situasi Papua Baratsaat ini.
Dia mengatakan, Pemerintah Papua Barat telah melaporkan kepada Presiden bahwa kondisi daerah Papua Barat telah aman terkendali.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan salam damai bagi seluruh masyarakat Papua Barat dan mengharapkan masyarakat hidup berdampingan dalam kedamaian.
"Prediksi juga mengharapkan masyarakat Papua Barat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Dominggus Mandacan berharap masyarakat Provinsi Papua Barat menjaga situasi keamanan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sampaikan aspirasi sesuai jalur yang benar dan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Baca: Lebih dari 100 Polisi Positif Konsumsi Narkoba, Sebagian Besar Gunakan Sabu-sabu
Baca: Viral Kakek 83 Tahun Nikahi Wanita Berusia 27, Awalnya Jadi Pasien, Jatuh Cinta dan Minta Dinikahi
Baca: Jadwal Lengkap Laga Sepakbola di Akhir Pekan Ini, Liga di Negara-negara Eropa dan Liga 1
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV